Perayaan Hari Katekis Keuskupan Bogor ke-3 yang berlangsung di Gua Maria Bukit Kanada pada Minggu (29/7/208) mengusung tema “Maria Sebagai Model Pewartaan Bagi Katekis”. Para katekis hadir dengan penuh antusias mewakili masing-masing paroki dan termasuk perwakilan dari kuasi Bunda Maria Ratu- Sukatani. Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM tiba dengan ditemani oleh RD Andreas Bramantyo selaku Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Bogor juga Pastor Paroki Santa Maria Tak Bernoda, Rangkasbitung, dan RD Antonius Garbito Pamboaji selaku Pastor Vikaris Santa Maria Tak Bernoda, Rangkasbitung.
Dalam kata sambutannya, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM mengatakan bahwa katekis adalah pewarta. Oleh sebab itu para yaitu Yesus Kristus sehingga para katekis akan mampu mewartakan Kerajaan Allah dan Kabar Baik itu. Selanjutnya RD. Yohanes Driyanto atau yang akrab dipanggil Romo Dri menyampaikan paparannya dengan mengusung tema “School of Mary”. Apabila seseorang ingin menjadi tentara, dosen, model atau yang lain, maka ia akan mencari sekolah yang tidak hanya cocok atau sekedar menyenangkan tetapi sungguh-sungguh menyiapkannya untuk sampai pada cita-cita itu. Biasanya, untuk setiap status, kedudukan atau profesi itu ada sekolahnya yang umum dan khusus. Analogi dengan itu, apabila seseorang ingin menjadi pribadi beriman yang relatif sempurna, maka ia sebaiknya masuk Sekolah Maria (School of Mary). Di situ, para siswa akan belajar langsung dibawah asuhan, asahan dan asihan Ibu Guru Maria yang adalah model, patrona dan pattern orang beriman.
Terdapat 2 prinsip dalam School of Mary yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Sebagai manusia, Maria tentu saja pernah lahir, hidup, berkembang dan akirnya meninggal. Suatu proses kehidupan di dunia pun dialami dan dijalaninya seperti umumnya manusia biasa. Secara umum sama sekali tidak tampak ada yang istimewa dalam kehidupan Maria. Hanya satu yang membedakan dia dari orang pada umumnya. Hal itu bukan terutama karena ia nantinya akan melahirkan, menyusui dan mengasuh Yesus. Namun karena ia menjalani semua yang biasa dan sederhana itu dengan cara yang luar biasa dan tidak sederhana; doing the ordinaries extraordinarily. Ia menjalani semua itu sebagai ungkapan nyata dari imannya.
Sedangkan prinsip khusus terbagi menjadi 1) Ya terhadap Allah yaitu saat Maria mendapat kabar dari Malaikat Tuhan, 2) Ya terhadap sesama yaitu saat Maria mengunjungi Elisabeth, 3) Ya terhadap Yesus yaitu saat Maria melahirkan Yesus dalam sebuah kandang di Betlehem, 4) Ya terhadap Hukum yaitu saat Yesus dipersembahkan di Bait Allah, 5) Ya terhadap Penderitaan yaitu saat Yesus ditemukan di Bait Allah, 6) Komitmen Maria sampai akhir yaitu dengan mengesampingkan keingan, kehendak dan kesenangan sendiri untuk menentukan segalanya. Tanpa mengurangi makna perjuangannya yang pasti berat dan kurang ditampilkan dalam Kitab Suci, akhirnya disebutkan bahwa Maria memangku jenasah Yesus, hidup bersama rasul-rasul dan bersama rasul-rasul menerima Roh Kudus hingga terbentuknya Gereja Perdana. Kita yakini bahwa Maria setia sampai akhir hidupnya. Ia tetap ya selamanya.
Usai Romo Dri menyampaikan paparannya, makan siang pun berlangsung yang lalu dilanjutkan dengan penarikan nomor undian dengan berbagai hadiah yang telah disiapkan oleh panitia. Lalu, acara ramah tamah dengan menggelar pertunjukan tarian dan nyanyian oleh Paroki Keluarga Kudus-Cibinong, Paroki Santo Herkulnus-Depok Jaya dan Paroki Santo Paulus-Depok Tengah.
Rangkaian acara ditutup dengan misa konselebrasi bersama RD Marcelinus Wahyu selaku Moderator Komisi Kateketik Dekanat Utara, RD Jeremias Uskono selaku Moderator Komisi Kateketik Dekanat Tengah, RD Andreas Bramantyo dan RD Yohanes Driyanto dengan selebran utama Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM.
Semoga para katekis yang merupakan garda terdepan dalam penyampaian iman akan selalu setia hingga akhir seperti Maria juga semangat dalam karya pewartaan
(Stephanie Annette Siagian)