Kelapa Dua – Komsos : Misa perdana merupakan istilah yang digunakan untuk sebuah misa yang dipersembahkan oleh seorang imam yang baru ditahbiskan. Salah seorang imam Keuskupan Bogor yang baru saja ditahbiskan (1 /11/2018) adalah RD Agustinus Wimbodo Purnomo yang akrab dipanggil Diakon Nanang (sebelum tahbisan). Minggu (4/11/2018), di Gereja Santo Thomas Kelapa Dua, Romo Nanang mempersembahkan misa perdananya sebagai selebran utama dengan didampingi oleh RD Dionysius Adi Tejo Saputro, RD David Lerebulan, RD Yustinus Joned Saputro, RD Albertus Kurniadi, RD Marselinus Wahyu Dwi Harjanto, RP Alforinus Gregorius Pontus OFM, RP Servasius Alfons Suhardi OFM, dan RP Bertolomeus Jandu OFM. RD Agustinus Wimbodo Purnomo yang kini dipanggil Romo Nanang memang sudah akrab dengan umat Paroki St. Thomas Kelapa Dua. Sebelum kembali ke Paroki St. Thomas bulan Februari 2018, Romo Nanang pernah menjalani Tahun Orientasi Pastoralnya (TOP) di paroki ini tahun 2014 – 2015. Tak heran bila umat bersukacita karena frater yang dulu menjalani TOP di Paroki St. Thomas ini akhirnya dapat menerima tahbisan prebyteratnya.
Kasih yang Radikal
Dalam homilinya, Romo Nanang memberikan renungan perihal hukum utama yang diajarkan Yesus berdasarkan Injil hari tersebut, yaitu hukum kasih. “Kita diajak untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati, segenap budi, dan segenap kekuatan kita. Sekaligus kita pun diajak untuk mengasihi sesama seperti mengasihi diri kita sendiri”, paparnya. Sebagai orang Katolik hukum kasih ini yang disebut sebagai hukum yang utama menandakan bahwa ciri khas orang Katolik adalah radikal dalam hal mengasihi. Radikal, artinya sampai ke akar-akarnya ; total, edan-edanan dan gila-gilaan. Maka bila kita diajak radikal dalam mengasihi maka artinya kasih itu harus diwujudkan secara total dalam tindakan pemberian. “Tidak semua pemberian itu karena kasih; tetapi kasih tanpa pemberian itu omong kosong”, pungkas Romo Nanang yang mengutip ungkapan tersebut dari Mgr Tri Harsono. Pemberian tanpa kasih dicontohkan dengan kisah pemberian uang receh pada pengamen atau pengemis yang belum tentu pemberian tersebut didasari karena kasih. Yesus menjadi patron dan teladan mengasihi secara radikal. Ia memberikan seluruh kasihnya kepada umat manusia hingga rela untuk disalibkan. Tanda syukur atas kasih yang sudah Tuhan berikan kepada kita adalah menanggapinya melalui Perayaan Ekaristi. Syukur sepenuh hati dalam Perayaan Ekaristi paling tidak diperlihatkan dari bagaimana totalitas kita mengikuti Perayaan Ekaristi, seperti datang tidak terlambat dan pulang setelah selesai seluruh Perayaan Ekaristi.
Sambutan Gembira
Setelah Perayaan Ekaristi, acara syukur atas tahbisan imamat Romo Nanang dilanjutkan dengan pesta umat dan ramah-tamah di aula dan halaman parkir gereja. Selain keluarga Romo Nanang, ramah tamah juga dihadiri pejabat brimob dan perwakilan dari TNI Angkatan Darat. Ajun Komisaris Besar (Pol) Desman Sujaya Tarigan yang hadir mewakili Kepala Korps Brimob menyambut gembira atas pastor baru di Paroki Santo Thomas. Beliau meminta agar Paroki St. Thomas tetap bekerja sama dengan kesatuan Brimob dalam pembinaan mental para anggota Brimob. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Letkol Caj Erni Minarsih dari Disbintalad yang hadir bersama dengan suami. Dalam sambutannya, Ibu Erni sebagai seorang katekis di lingkungan TNI Angkatan Darat, beliau menyampaikan ungkapan syukurnya sambutan bahagianya bahwa Romo Nanang ini tengah dipersiapkan untuk menjadi TNI AD dan akan menjadi Pastor tentara. “Semoga Romo lancar dalam testnya nanti dan menjadi imam yang kuat”, dengan penuh keyakinan Ibu Erni menyampaikan sambil mengepalkan tangan salam komando.
Perutusan Militer
RD Agustinus Wimbodo Purnomo memang seorang imam Keuskupan Bogor yang kini tengah dipersiapkan untuk memasuki TNI AD. Dalam penutup rangkaian upacara Sakramen Tahbisan di Katedral Bogor pada kamis (1/11/2018) yang lalu, Mgr. Paskalis secara resemi telah mengumumkan perutusan para imam baru. Akhir oktober (31/10/2018), beliau baru saja merampungkan urusan administrasi pendaftarannya di lingkungan TNI. Secara fisik beliau sudah mempersiapkan diri dan hal ini tampak dari berat badannya saat ini yang sudah proporsional. Turun sebanyak 20 kg, Romo Nanang berupaya keras untuk menanggapi perutusan ini. Kita doakan agar lancar testnya dan sungguh dapat mewarnai karya pastoral gereja di lingkungan TNI AD. Setelah makan malam bersama, umat dan para undangan disuguhi dengan sajian video perjalanan panggilan Romo Nanang, nyanyian dari para romo serta umat yang diiringi organ tunggal. Pesta pun dimeriahkan dengan tarian seperti, Tobelo, Nonya Kayratu, Putar Kiri dan Kanan, dan lain-lain, hingga hampir pagi.
Proficiat atas tahbisan imamatnya, Romo Agustinus Wimbodo Purnomo. (Atik/RD David)