Depok – keuskupanbogor.org: Berkaca dari keprihatinan mengenai minimnya jumlah umat yang hadir dalam kegiatan pendalaman iman, pengurus Lingkungan Dionisius Kuasi Paroki Bunda Maria Ratu, Sukatani-Depok, sejak beberapa tahun terakhir mengeksplorasi dan bereksperimen menggunakan teknik-teknik baru. Teknik-teknik yang beragam diterapkan dalam sesi-sesi pendalaman iman Aksi Puasa Pembangunan (APP), Aksi Adven Pembangunan (AAP), maupun Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN).
Tak terkecuali pada masa Adven 2018 ini. Keuskupan Bogor mengusung tema besar “Membangun Peradaban Kasih akan Air Sumber Kehidupan”. Topik yang disajikan melalui 3 sesi pertemuan tersebut dilaksanakan pada minggu pertama hingga ketiga bulan Desember 2018 ini.
Topik pertemuan pertama rangkaian pertemuan pendalaman iman AAP ialah “Iman Membangun Peradaban”. Perikop yang dirujuk sebagai pokok bahasan ialah Injil Lukas 6: 46-49. Lingkungan Dionisius Kuasi Paroki Bunda Maria Ratu menerapkan teknik bermain peran (role play) dalam pertemuan pertama yang dilakukan pada Sabtu (1/12/2018) lalu.
Meningkatkan interaksi dan partisipasi
Pertemuan pertama ini dihadiri oleh 20 orang yang terdiri atas orang dewasa, remaja, dan anak-anak. Pemandu membagi peserta menjadi 3 kelompok dengan kombinasi usia di dalamnya. Selanjutnya, pemandu memberikan instruksi kepada semua kelompok untuk memperagakan instruksi yang dibuat berbeda pada setiap kelompok. Setiap kelompok diberikan satu pesan yang diambil dari kutipan sabda Yesus dan mereka harus melakukan setidaknya dua adegan berbeda yang merupakan wujud nyata dari sabda itu. Catatannya, adegan harus diperagakan tapi tidak boleh bersuara, seperti menonton film bisu atau pantomim. “Sesudah setiap adegan selesai diperagakan, kelompok lain diminta menebak. Adegan apakah yang dilakukan, pesan Tuhan Yesus manakah yang menjadi dasar adegan tersebut?” jelas Ditto Santoso, ketua Lingkungan Dionisius yang mengasisteni pemandu dalam kegiatan ini.
Adegan demi adegan diperagakan. Tak jarang mengundang gelak tawa karena semuanya terjadi secara spontan. Pada akhir sesi, pemandu mengajak umat peserta untuk merefleksikan, mengapa orang mau melakukan suatu hal yang baik, apa yang menjadi dasar untuknya berbuat demikian. Pemandu mengajak menggali kutipan 2 ayat dalam perikop Injil Lukas 6: 46-49 yang menjadi pokok bahasan, “Orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya.” Kegiatan yang positif, jikalau tidak didasari dengan iman yang kuat, akan mudah tergoyahkan.
Tanpa terasa pertemuan pertama pendalaman iman AAP di lingkungan yang terletak di RW 020 Kelurahan Sukatani Kecamatan Tapos – Depok itu berjalan hampir 2 jam lamanya. Batasan waktu seolah menjadi sirna karena peserta berinteraksi secara dinamis diselingi canda dan tawa akrab. “Atmosfer seperti ini yang hendak kami ciptakan. Apabila dibuat terlalu serius, maka umat akan jenuh serta takut untuk terlibat. Akhirnya mereka cenderung malas datang ke acara pendalaman iman. Suasana yang relaks dan menyenangkan justru bisa mendorong partisipasi dan interaksi makin besar. Dengan jurus beragam, kami berharap bisa memfasilitasi agar iman umat semakin dalam,” pungkas Ditto yang berencana menggunakan teknik menonton film bersama (nobar) pada pertemuan kedua dan mengundang narasumber yang kompeten guna mengajak umat mempraktikkan aksi nyata pada pertemuan terakhir. (Nicholas A.P. Airlangga)