Seminar Kebangsaan, Memilih Pemimpin dengan Hati dan Pikiran

Loading

Bogor-keuskupanbogor.org: “Politik mengarah pada bonum commune (kebaikan bersama, kesejahteraan rakyat),” demikian kalimat pembuka yang disampaikan oleh Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Bogor, RD Andreas Bramantyo pada Minggu (20/1/2019) di Aula Puspas Keuskupan Bogor. Pastor yang baru saja menyelesaikan studi Magister Ilmu Komunikasi Politik ini menjadi moderator Seminar Kebangsaan bertema “Saya Katolik, Saya Indonesia” yang diselenggarakan sebagai kerja sama antara Komisi Kateketik, Komisi HAAK dan Komisi Kerawam Keuskupan Bogor.

Seminar yang dihadiri oleh 139 orang katekis se-Keuskupan Bogor ini merupakan salah satu tanggapan Keuskupan Bogor terhadap tahun politik 2019. Para katekis yang perpanjangan tangan Uskup dan para imam dalam pewartaan dan pengajaran iman kepada seluruh umat, perlu mendapatkan bekal pengetahuan seputar pewartaan di tahun politik. Narasumber dalam seminar kebangsaan ini adalah RD Benny Susetyo (anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) dan RD Yohanes Driyanto (Vikaris Yudisial Keuskupan Bogor). Mengawali seminar, Pastor Andre membacakan surat dari Mgr. Paskalis Bruno Syukur yang mengimbau seluruh umat Keuskupan Bogor untuk menggunakan hak politiknya pada pemilu yang akan dilaksanakan pada 17 April 2019.

Jernih hati, jernih pikiran
RD. Benny Susetyo. (Foto: Aureliarani)

Pastor Benny membedah isi surat dari Mgr. Paskalis dan menyatakan bahwa di dalamnya, terkandung ajakan bagi kita untuk tidak hanya menggunakan hati dalam pemilu, namun terlebih juga menggunakan pikiran. Untuk dapat memilih pemimpin yang betul-betul baik dan benar, kita memerlukan kewarasan. Kewarasan itu juga tidak cukup jika hanya kita miliki sendiri. Sebagai umat beriman yang juga menjunjung tinggi ke-Indonesia-an kita, kita wajib mempengaruhi teman, saudara, dan orang-orang terdekat kita untuk memilih sesuai hati nurani dan akal budi yang sungguh jernih. Dengan demikian, para katekis harus mau terlibat dalam politik, jangan hanya diam.

Pastor Benny menceritakan kondisi negara kita saat ini yang sangat rentan disusupi oleh berita dan informasi berbau radikalisme. Media sosial telah menjadi wahana penyebaran pemikiran ekstrem dan kampanye yang terselubung. Tanpa kita sadari, setiap hari kita telah terpapar, dipengaruhi, dan dihasut oleh berbagai berita itu. Keruhnya informasi yang kita dapatkan setiap hari dapat mengganggu rasionalitas atau cara berpikir kita. Maka, adalah tugas para katekis dan rasul-rasul awam untuk mendidik umat agar selalu berpikir rasional kendati dipengaruhi oleh berbagai macam pengaruh tersebut. Pastor Benny mengajak para katekis dan rasul awam untuk berani menyuarakan, menyerukan, dan mewartakan kebenaran dalam politik, dengan cara menyangkal hoax yang merebak di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, kita juga harus cermat dalam mengawal proses politik di negara kita. Pelajarilah mekanisme pembagian kursi dalam penentuan legislatif, jangan sampai aspirasi kita yang disampaikan melalui partai-partai politik itu hilang percuma karena tidak memenuhi syarat untuk duduk sebagai legislatif.

RD. Yohanes Driyanto. (Foto: Aureliarani)

Sementara itu, Pastor Driyanto membawakan materi mengenai panduan memilih pemimpin sesuai Ajaran Sosial Gereja (ASG). Pastor Driyanto menjabarkan beberapa ciri pemimpin yang baik dan harus kita pilih, antara lain:

  1. Pemimpin yang memiliki identitas dan misi yang jelas
  2. Pemimpin yang memegang prinsipnya dengan teguh, meskipun dihadapkan dengan tantangan dan godaan yang berat
  3. Pemimpin yang memiliki kepercayaan dan determinasi diri
  4. Pemimpin yang mau mendengarkan, memberikan kesempatan bagi tim kerja dan orang di sekitarnya untuk menyampaikan pendapat meski keputusan akhir tetap berada di tangannya. Ia membangun komunitas/team work yang baik, bukan one man show
  5. Pemimpin yang mendedikasikan kepemimpinannya untuk melayani dengan mau berkeliling, berinteraksi, beragul dengan masyarakat
  6. Pemimpin yang betul-betul menghayati dirinya sebagai putra terkasih bangsa Indonesia, sehingga mau bertindak dan berjuang demi perkembangan bangsanya.

Pada intinya, Pastor Driyanto mengajak kita untuk memilih pemimpin yang memiliki ciri kepemimpinan seperti Yesus: “Datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani”. Umat awam memiliki tugas perutusan untuk memahami dan terlibat dalam tata kelola dunia, maka kita harus mau terlibat dalam politik. Meskipun politik kerap dibuat keruh oleh berbagai pihak yang ingin mencapai kepentingannya sendiri, sebagai umat yang 100% Katolik dan 100% Indonesia, adalah tugas kita untuk turut menyukseskan proses politik yang bersih dan damai. Mari memilih pemimpin yang menjunjung tinggi UUD 1945 dan Pancasila, mampu mempertahankan kedaulatan dan kebinekaan Indonesia, sekaligus bertindak dan bersikap seperti Kristus! (RD Jeremias Uskono/Aureliarani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks