Mgr Paskalis : Camp Pria Sejati Katolik Angkatan 10 Sarana Para Pria Temukan Kebaikan Bagi Keluarga

Bogor – keuskupanbogor.org : Camp Pria Sejati Katolik Agkatan 10 telah dilangsungkan pada 9-10 Februari 2019 di Grand Pesona Resort. Dari 118 peserta yang terdaftar, camp ini hanya bisa diikuti 80 peserta saja. Panitia Camp Priskat telah bersiap sehari sebelumnya (Kamis, 7/2/2019) dengan agenda kegiatan doa mohon pertolongan Roh Kudus agar acara berjalan lancar dan para panitia bekerja sama dengan penuh ketulusan hati. Ritual pembasuhan kaki dalam panitia menjadi salah satu kegiatan yang juga dilakukan.

Mgr Paskalis (Uskup Bogor), membuka Camp Pria Sejati Katolik pada Jumat (8/2/2019) melalui Perayaan Ekaristi bersama Romo Dignas. Mgr Paskalis berharap  bahwa melalui Camp Priskat 10 ini, para peserta dapat menemukan kebaikan-kebaikan dalam diri mereka;  bahwa mereka diciptakan oleh Tuhan sebagai laki-laki baik adanya dan camp ini membantu mereka menemukan hal itu, sehingga mereka bisa juga melakukan kebaikan-kebaikan itu nanti dalam keluarga mereka sendiri dalam lingkungan mereka.  “Saya melihat ini suatu sarana yang baik untuk mengajak para suami, bapak-bapak, laki-laki untuk dapat menemukan jati dirinya yang sesungguhnya sebagai mahkluk ciptaan Tuhan. Mudah-mudahan proses Camp Priskat membuat mereka meyakini akan hal itu”, paparnya.

Selama mengikuti sesi dalam Camp Priskat para peserta mengikutinya dengan penuh hikmat dan antusias. Salah satu peserta memberikan kesan bahwa dirinya merasa seperti mendapatkan pukulan tinju dari berbagai sudut. Para pria yang ikut dalam Camp ini mendapatkan penyadaran arti penting panggilan sebagai seorang laki-laki yang sejati menurut firman Allah. Laki-laki dipanggil untuk menjadi seorang  pribadi yang mampu menghadirkan surga dalam keluarga dengan peran sebagi nabi, raja dan imam. Beberapa pria pun tak kuasa menahan sedih dan tangis mengingat kerapuhannya sebagai seorang kepala keluarga yang ternyata masih jauh dari harapan dan panggilan Allah.

Sesi demi sesi dilalui dengan penuh hikmat, para peserta mengikuti dengan antusias, ada yang merasa bahwa seperti dalam tinju mendapat pukulan beruntun depan belakang,samping kiri dan kanan pukulan terus menghujam tiada ampun, tangispun pecah banyak para peserta yg akhirnya menyadari betapa rapuhnya sebagai laki-laki, betapa tidak berfungsinya sebagi kepala rumah tangga, tidak menyadari akan pentingnya sebagai sumber yg baik dalam keluarga, sebagai pria selama ini selalu dengan pemikirannya sendiri, menang sendiri, jauh dari fungsinya yaitu sebagai Nabi, Imam, Raja. Penerimaan Sakramen Tobat pada sabtu malam dengan bantuan tiga imam memberikan kelegaan dan kelengkapan Camp Priskat ini.

“Saya awalnya tidak terlalu berniat dengan camp ini. Namun setelah saya mengikutinya saya sungguh merasakan anugerah yang luar biasa. Saya berkomitmen dengan keluarga saya sesuai janji dan sumpah saya kepada istri saya, telah menghilangkan dendam saya dan saya juga telah berkomitmen untuk mengajak istri kembali menjadi keluarga kristiani yg sejati.” Demikian kesaksian salah seorang peserta Camp Priskat Angkatan 10 yang tidak mau disebutkan namanya. Acara Camp ditutup pada hari minggu (10/02/2019). Para peserta pulang dengan wajah cerah ceria penuh semangat dalam pertobatan dan sukacita Injili.

Selamat menempuh hidup yang baru, dan lakukanlah perubahan sekecil apapun karena perubahan bukanlah perubahan sampai terjadi perubahan.

Penulis : Yanuar Sah

Editor : RD David