Hari Perkawinan Sedunia, Keluarga Dipanggil untuk Berbahagia

Loading

Sukabumi-keuskupanbogor.org: Perayaan Hari Perkawinan Sedunia Keuskupan Bogor 2019 dilaksanakan di Paroki St. Joseph Sukabumi pada hari Minggu, 17 Februari 2019. Perayaan ini diikuti oleh para pasangan suami istri dari seluruh paroki di Keuskupan Bogor. Misa dipimpin oleh Uskup Bogor Mgr. Paskalis Bruno Syukur sebagai selebran utama, didampingi oleh RD Yustinus Dwi Karyanto, RD Alfonsus Sutarno, RD Markus Lukas, RD Antonius, RD Dominikus Savio Tukiyo, RD Agustinus Hardono, RD Kurniadi, RD Paulus Haruna, dan Pater Bonefasius OFM. Pada Perayaan Ekaristi dengan nuansa Sunda ini, perarakan petugas liturgi serta perwakilan pasutri dari tiap paroki di Keuskupan Bogor dijemput dengan lengser dari depan gereja menuju altar.

Keluarga Bahagia dalam Kristus

Mgr. Paskalis menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta karena telah berkenan hadir untuk merayakan Hari Perkawinan Sedunia bersama para pasutri dari seluruh Keuskupan Bogor. Dalam homilinya, ia menyampaikan bahwa hari itu adalah hari di mana pasutri meyakini satu pilihan hidup untuk menikah. Dengan memilih untuk menikah, berarti mereka hanya memilih satu saja, baik istri maupun suami, untuk selamanya.

Mgr. Paskalis juga berpesan agar pasangan suami istri selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Pasutri diajak untuk dapat menunjukkan kekhasan sebagai pasangan Katolik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan “talk about Jesus and talk to Jesus”. Artinya, pasutri hendaknya selalu menyampaikan berita tentang Yesus Kristus, menjadi kabar gembira bagi sesama, dan selalu berdoa kepada Yesus. Dengan demikian, pasangan suami-istri dapat memancarkan Gereja rumah tangga sesuai dengan tema WMD tahun 2019, yakni “Pasutri memancarkan Ecclesia Domestica”. Mgr. Paskalis mengimbau tiap pasutri untuk percaya kepada Yesus Kristus dan selalu memberi harapan untuk hidup yang lebih baik. Selain itu, sebagai orang Indonesia, kita juga harus menghargai sesama kita. Jangan malu menunjukkan diri kita sebagai Katolik di tengah masyarakat.

Yesus dalam bacaan Injil hari itu juga mengajak keluarga menghayati panggilan hidup agar berbahagia. Keberadaan kita menjadi sumber kebahagiaan bagi sesama. Dengan demikian, kita pun membangun hidup keluarga kita berdasarkan hidup Kristus. Untuk mewujudkan keluarga sebagai ecclesia domestica, ada beberapa ciri keluarga bahagia yang perlu kita perhatikan:

  1. Sukacita karena dicintai dan mencintai. Sebagai keluarga Katolik, kita wajib mencintai Tuhan, pasangan, anak, keluarga, dan sesama, sehingga kita juga merasakan kebahagiaan karena dicintai pula.
  2. Sukacita karena diperhatikan dan memperhatikan. Sebagai keluarga Katolik, kita harus selalu memperhatikan keluarga, anak, dan sesama, sehingga kita juga merasakan kebahagiaan karena diperhatikan.
  3. Sukacita karena diampuni dan mengampuni. Kita mengusahakan agar keluarga menjadi rumah rekonsiliasi. Saling minta maaf dan memaafkan merupakan sumber kebahagiaan dalam keluarga.
  4. Sukacita karena menjadi rumah misioner. Harapan keluarga Katolik adalah memiliki keturunan yang menerima panggilan dan pilihan Tuhan, sehingga kebahagiaan dalam rumah tangga menjadi sempurna.
Membarui Janji Perkawinan

Hari Perkawinan Sedunia (World Marriage Day) dirayakan di seluruh dunia setiap tahun pada minggu ke-2 di bulan Februari. Perayaan ini bermula dari inisiatif para pasutri di kota Baton Rouge, Louisiana, Amerika Serikat di tahun 1981, yang meyakinkan uskup dan pemerintah setempat untuk merayakan Valentine’s Day sebagai hari “keyakinan pada perkawinan”. Kesuksesan acara ini menginspirasi pemerintah di negara bagian lainnya untuk mengadakan perayaan serupa, dan akhirnya memperoleh Restu Apostolik dari Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1993. Sejak saat itu, Hari Perkawinan Sedunia kian populer dan dirayakan juga di negara-negara lainnya, termasuk Indonesia dan khususnya Keuskupan Bogor.

Misa Hari Perkawinan Sedunia di Sukabumi ini juga menjadi istimewa karena adanya pembaruan janji perkawinan. Seolah mengulang kembali momen-momen pengucapan janji suci di hari perkawinan mereka, pasutri mengucapkan tiap kalimat dengan penuh keyakinan dan rasa haru. Pada seruan tobat, pasutri juga berdiri saling berhadapan untuk merenungkan kembali perjalanan kehidupan mereka. Pada akhir Perayaan Ekaristi, terdapat perwakilan keluarga yang sharing mengenai bagaimana perjalanan hidup berkeluarga. Selain itu, ada juga sambutan dari Ketua Panitia Pelaksanaan WMD di Paroki St. Joseph Sukabumi, RD Alfonsus Sutarno selaku pastor Pembina Komisi Keluarga, dan RD Paulus Haruna selaku Vikjen Keuskupan Bogor.

Setelah Perayaan Ekaristi, umat melanjutkan acara ramah tamah dengan hiburan yang telah disiapkan oleh panitia dari Paroki St. Joseph Sukabumi. Umat juga dihibur dengan penampilan tari-tarian dari perwakilan paroki, keroncong remaja dari Renda Suara St. Joseph Sukabumi, dan penampilan hiburan lainnya. Selain itu, ada juga doorprize yang telah disediakan dari panitia. (Donny – Komsos St. Joseph Sukabumi/ed. Mentari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks