Otak adalah pusat dan organ vital pertumbuhan seorang pribadi. Pola asuh yang baik mampu menciptakan seorang pribadi anak yang cerdas dan beriman. Perbanyaklah interaksi bukan aplikasi.
RD David
Kelapadua – komsoskeuskupanbogor.org : Pendidikan dan pola asuh anak zaman sekarang mengalami tantangannya yang berat zaman sekarang. Hadirnya gadget menjadi sebuah magnet kuat bagi setiap orang tak terkecuali anak-anak. Pola asuh anak pada era digital mengharuskan orang tua dan semua orang dewasa khususnya untuk menciptakan sebuah proses pengasuhan dan pendidikan anak yang bukan hanya mencerdaskan tetapi juga mendamaikan.

Panitia Paskah Paroki Santo Thomas bekerja sama dengan Seksi Keluarga Paroki menyelenggarakan seminar bertajuk “Pola Asuh Anak di Era Digital” (Minggu, 31/03/2019). Bertempat di Aula Paroki Santo Thomas, Romo Dion (Pastor Paroki) membuka seminar pada Pkl. 10.00. Dalam sambutannya Romo Dion mengajak para orang tua untuk rendah hati tanpa menghakimi. “Yesus itu datang menyembuhkan bukan menghakimi”, pungkasnya. “Siapa tahu saya menemukan kebaikan Allah dalam anak”, tambahnya.

Bapak Philipus Teddy sebagai moderator sarasehan mengundang dua narasumber yaitu Bernadette Wresni A dan RD David. Pada sesi pertama dengan narasumber Ibu Bernadette yang aktif dalam dunia pendidikan dan kini menjadi konsultan ini memberikan materi pola asuh anak yang ramah otak pada era digital. “Pada saat anak masih balita, rasa cinta pada anak dengan berbagai pujian pada anak begitu besar. Seiring waktu, ketika anak bertumbuh perlahan-lahan menjadi besar dan dewasa, anak mulai diperlakukan dengan tuntutan-tuntutan besar orang tua”, jelasnya. Usia 0-6 merupakan usia golden age saat sel-sel anak tumbuh dan berkembang cepat maka membutuhkan kesadaran orang tua untuk memanfaatkan usia tersebut mengasuh anak dengan banyak hal hal yang baik mulai dari keseimbangan gizi hingga pengolahan emosi.
Dalam sesi kedua, Romo David menekankan pentingnya interaksi langsung orang tua dan anak. “Ajaklah anak untuk ikut serta dalam kegiatan dalam rumah. Di sanalah ikatan batin orang tua dan anak semakin diperkuat”, paparnya. Tantangan zaman sekarang adalah para keluarga kekurangan waktu untuk interaksi bersama karena munculnya gadget dan kesibukan masing-masing. Para peserta hadir dari semua generasi: orang tua, orang muda, lansia baik dari Paroki Santo Thomas, Kuasi Paroki BMR Sukatani, suster penggiat Panti Asuhan, dan ada pula dari luar paroki. Acara seminar ditutup dengan sesi tanya jawab, ramah tamah dan hiburan. Salah satu hiburan dibawakan oleh seorang anak bernama Ella dari Kuasi Paroki BMR yang membawakan tarian sekaligus menjadi contoh nyata bahwa tidak semua anak menyukai gadget.
Penulis : David