Terbuka pada berbagai cara dan kemungkinan Allah bekerja memerlukan sebuah hikmat dan kepekaan. Terpaku pada suatu rencana dan cara menurut pola pikir manusia belum tentu akan menyelamatkan mungkin yang ada malah membuat semakin berat dan bisa-bisa stress.
Renungan Harian
Selasa, 2 April 2019
Pekan Prapaskah IV
Bacaan : Yeh 47:1-9.12, Yoh 5:1-16
“Maukah engkau sembuh?”. Yesus bertanya kepada seorang yang sakit selama 38 tahun dan berjuang menuju kesembuhan. (Yohanes 5:6). Kolam Siloam merupakan harapan kesembuhan bagi orang sakit tersebut. Goncangan air Kolam Siloam akan menyembuhkan, namun si sakit terbatas fisiknya sehingga ia tak kunjung sembuh karena tidak ada orang yang membantunya. Maka pertanyaan Yesus tidak jawab sederhana dengan kata “Mau” tetapi memberikan penjelasan proses perjuangannya alias curhat.
Terkadang apa yang dipikirkan manusia sebagai jalan kebenaran, keselamatan dan harapan akan segala persoalannya bisa dibelokkan oleh Tuhan. Tuhan mampu mengarahkan hidup manusia mendapat keselamatan dengan cara yang jauh berbeda dari pikiran kita. Penantian selama 38 tahun di kolam Siloam dalam seketika disembuhkan Yesus lewat cara yang berbeda.
Tuhan mampu mengejutkan hidup kita dengan cara-cara yang tidak pernah kita kenali sebagaimana orang sakit dalam Injil hari ini yang juga tidak tahu siapa yang telah menyembuhkannya. “Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu” (Yoh 5 :13). Terbuka pada berbagai cara dan kemungkinan Allah bekerja memerlukan sebuah hikmat dan kepekaan. Terpaku pada suatu rencana dan cara menurut pola pikir manusia belum tentu akan menyelamatkan mungkin yang ada malah membuat semakin berat dan bisa-bisa stress.
Tuhan ajari aku untuk luluh didalam rencana dan karya-Mu. Amin
Penulis : RD David