Kota Wisata – keuskupanbogor.org : Iman akan membentuk sejarah manusia. Iman memberikan kekuatan untuk bertumbuhnya pribadi dalam hubungan dengan Tuhan dan sesama. Iman sejatinya mengajak manusia untuk tumbuh menjadi pribadi yang bermakna dan akhirnya tertuju untuk menciptakan kebaikan bersama (bonum commune). Iman pun merupakan sebuah rahmat maka selayaknya membuat manusia rendah hati di dalamnya. Demikianlah Mgr Paskalis memberikan peneguhan cara beriman yang hidup kepada para peserta seminar iman di Paroki Maria Bunda Segala Bangsa (sabtu, 11/05/2019).
Mgr Paskalis juga memberikan tips praktek iman yang menghidupan. Pertama, ungkapkan iman secara eksplisit (membuat tanda salib, rayakan Ekaristi, berdoa rosario, novena, ziarah, devosi, db). Kedua, melakukan perbuatan baik lewat tindakan karitatif, dialog, dengan sehat, hidup bermasyarakat dan berbangsa dengan baik untuk ciptakan kebaikan bersama (bonum commune). Mgr Paskalis menegaskan bahwa beragama tanpa iman yang benar akan menjadi perusak bagi orang lain. Beliau menekankan pentingnya spiritualitas yang mendalam kepada Allah dengan adanya unsur kepercayaan dan kepasrahan. Beriman Katolik tiada lain adalah menerima ajaran Yesus dan melaksanakannya.
Sementara itu Romo Habel memberikan sorotan iman dari sisi katekese. Saat ini hidup beriman mengalami tiga masalah yang menjangkiti yaitu kehilangan nilai dasar, terkontaminasi arus zaman (konsumerisme, budaya instant, yang penting saat ini bukan nanti), frustasi (kehilangan harapan, putus asa, tidak bermakna). Katekese yang baik, yang berpusat pada Kristus, memberikan tawaran untuk beriman secara hidup. “Katekese membantu kita untuk menjadikan iman bukan hanya sebagai sebuah doktrin dan pengajaran, tetapi bagaimana membuat iman tersebut hidup dalam diri kita,” ujar Formator Seminari Tinggi Petrus Paulus Keuskupan Bogor ini.
Seminar ini ditutup dengan sesi dari Romo Tarno (Ketua Komisi Keluarga). Akhirnya pertumbuhan hidup iman yang baik bermuara pada keluarga. “Segala sesuatu bermula dari keluarga, keluarga adalah dasar jati diri atau kepribadian anak. Keluarga juga merupakan penaruh pengaruh pertama pada anak. Serta, lingkungan primer dimana anak dikandung, dilahirkan, dididik, dan bertumbuh-kembang. Maka, apapun yang terjadi di dalam keluarga, perkenalkanlah segala sesuatu yang baik kepada mereka terutama perihal kebaikan iman Katolik”, jelas Romo Tarno.
Jurnalis : Maria
Editor : RD David