Renungan Harian
Selasa, 16 Juli 2019
Pekan Biasa XV (PF S.P. Maria Bunda Karmel)
Bacaan : Keluaran 2 : 1-15a, Matius 11: 20-24
Sekali peristiwa Yesus mengecam kota-kota yang tidak bertobat meskipun di sana Ia melakukan paling banyak mukjizat. (Matius 11 : 20)
Ada rasa kesal dan geram ketika sudah berkali-kali diingatkan tetapi tidak ada perubahan. Kesadaran tidak tumbuh meskipun sudah diberikan kelonggaran. Kecanduan pada aktivitas yang buruk padahal sudah tahu efeknya tetapi justru tidak membuat jera.
Yesus dalam sabda-Nya hari ini sangat keras. Ia berata “Celakalah”. Bukan berniat untuk mencelakai justru Yesus mengajak untuk mewaspasdai. Hidup dalam kewaspadaan akan membawa pada dorongan untuk mencari jalan yang menyelamatkan.
Kecenderungan manusia hanya menjadi mukjizat bukan tobat. Hidup rohani mendadak tobat hanya untuk sebuah mukjizat. Saat sakit, susah, derita tak berujung maka doa-doa (puasa, novena, dll) dilakukan hanya untuk cari untung.
Tuhan bukanlah pemadam kebakaran yang baru difungsikan saat mengalami musibah. Tuhan ajak hidup manusia dalam saat semata-mata agar manusia selamat. Selamat akan diraih dalam hidup penuh tobat. Tobat artinya sadar bahwa bila manusia bila tidak bersama Allah hidupnya akan kering, hampa dan tidak damai.
Tuhan ajarlah aku untuk taat dalam tobat bukan saat aku mengalami situasi gawat darurat. Amin
(RD David)