Renungan Harian
Rabu, 24 Juli 2019
Hari Biasa, Pekan Biasa XVI
Bacaan : Kel 16:1-5.9-15, Mat 13:1-9
Kalau kita mau bertanam, tentu kita siapkan media tanam terdiri dari tempat tanam (pot bertanah atau lahan) serta benih atau bibit tanamannya. Jika tempat tanam sudah siap, maka kita tinggal taburkan benih atau tanam bibit yang telah tumbuh. Walau kita rajin sirami dan rawat, kadang benih atau bibit itu tidak tumbuh seperti yang diharapkan. Jika demikian, kondisi tanah dan tata kelola yang kita lakukan mungkin ada yang bermasalah.
Di dalam bacaan Injil pada hari ini, melalui perumpamaan, Yesus menggambarkan diri sebagai penabur benih. Benih yang berkualitas, yakni firmanNya, Dia sampaikan ke banyak orang. Namun, firmanNya itu ternyata tidak dapat tumbuh sempurna seperti yang Tuhan harapkan.
Sebagai pengikut Yesus, kita adalah lahan untuk benih firmanNya. Tuhan menaburkan firmanNya setiap saat pada diri kita. Kita diberi kesempatan dan kebebasan oleh Tuhan untuk menanggapi firmanNya. Tanggapan itulah yang disebut iman. Ada iman yang mati seketika, iman yang kering, iman yang penuh godaan atau dosa dan iman yang bertumbuh subur.
Apakah iman kita mati atau menghasilkan buah tergantung diri sikap kita sendiri. Terhadap sabda Tuhan, benih iman yang Tuhan taburkan kepada kita, bagaimana pertumbuhannya hingga saat ini? Adakah anda sudah tidak lagi sebagai orang Katolik, hanya beriman KTP, beriman minimalis atau menjadi pribadi yang imannya tumbuh subur sesuai harapan Tuhan?
Adakah setiap firman Tuhan anda tanggapi dengan positif supaya iman anda berbuah dalam Kristus?.
Ya Yesus, semoga aku mampu menanggapi setiap firmanMu dengan penuh iman, yang selalu bertumbuh dan berbuah akan kesetiaan kepadaMu. Amin.
(Penulis : Antoni Purbi)