Ambarawa – keuskupanbogor.org : Masih ingat kaul atau janji saat akan menerima sakramen tahbisan presbyterat? Kaul kemurnian (kesucian) yang dikenal dengan selibat, kaul kesetiaan yang dikenal dengan taat, dan kaul kemiskinan merupakan tiga kaul yang menjadi komitmen hidup para imam. Tak terkecuali dengan imam diosesan.
Dalam rangkaian retret imam UNIO Keuskupan Bogor, Mgr. Hilarion Datus Lega menyampaikan bahwa kaul atau janji imamat bukanlah beban. Uskup Manokwari Sorong ini justru melihat janji imamat sebagai penguat perjalanan panggilan seorang imam.
Dari ketiga kaul tersebut, manakah yang paling fundamental? Uskup yang dikenal humoris di antara uskup-uskup yang ada di Indonesia ini menyampaikan bahwa kaul kesetiaan adalah yang paling mendasar.
Dalam kesetiaan, hidup seorang imam akan dibawa ke dalam sebuah pola hidup kebersamaan: hidup bersama Allah dan terlebih hidup dalam kebersamaan keluarga para sahabat seimamat.
Dalam kesetiaan, seorang imam akan melihat rekan seimamatnya dan Tuhan sebagai daya pendorong yang kuat. Beliau mengajak para imam untuk senantiasa menciptakan persaudaraan imamat yang saling mendukung, mengisi dan mengingatkan. Ia justru heran bila ada imam yang merasa tidak penting ikut dalam pertemuan imam.
“Katakanlah, aku penting untuk pertemuan tersebut”, tegasnya memotivasi. Selain itu pula, Mgr Datus mengajak para imam senantiasa merayakan syukur atas penyertaan Tuhan lewat doa dan Ekaristi. “Ekaristi itu akan membawa sukacita dan kegembiraan”, tuturnya sambil mengingatkan para imam agar selalu ada homili meski singkat sekalipun saat merayakan Ekaristi.
Rangkain retret imam UNIO Keuskupan Bogor berakhir pada jumat (26/7) melalui Misa penutupan di Gereja Bunda Maria Kerep, Ambarawa. Sukacita dan semangat para imam telah disegarkan.
(RD David)