Renungan Harian Rabu, 31 Juli 2019 PW St.Ignatius Loyola, Imam Bacaan : Kel 34 : 29-35, Matius 13:44-46
Seorang ayah bertobat setelah mengikuti sebuah retret. Seorang pemuda berhenti dari jeratan narkoba. Seorang anak menjadi tekun belajar setelah nilai raportnya buruk.
Beberapa gambaran peristiwa di atas menunjukkan bahwa dalam hidup manusia selalu ada titik balik ketika ia mengalami situasi dan kondisi yang lebih mendamaikan, menjanjikan dan menggembirakan.
Sama halnya seperti St.Ignatius. Ia mengalami sebuah titik balik dalam hidupnya. Seorang tentara yang terluka parah dan selama masa penyembuhan ia “terpaksa” membaca bacaan rohani (Kitab Suci dan buku devosi) karena tidak ada bacaan lain. Ternyata ia jatuh hati ke dalamnya.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengajarkan perumpamaan perihal mutiara yang berharga yang ditemukan orang lalu meninggalkan segalanya demi mutiara itu.
Hidup kita pun ada kalanya menemukan sebuah titik balik yang membuat kita masuk dalam pola dan kebiasaan hidup yang kita niatkan sebagai sebuah ideal. Persoalannya adalah berapa lama kita mau bertahan dan hidup dalam kendisi tersebut. Acap kali kita kembali ke rel yang salah.
Sudah tahu bahwa melawan arus itu salah dan membahayakan tapi kita tetap lakukan. Sudah tahu bahwa main hp di saat misa itu salah, tetapi tetap juga dilakukan. Sudah tahu bahwa ke gereja itu tidak boleh terlambat,tetap juga tidak berubah.
Semoga segala niatan, kebiasaan dan hal-hal baik yang kita idealkan karena sebuah pengalaman “titik balik” membawa kita untuk terus berjalan dan bertahan dalam hal-hal tersebut karena kita yakin bahwa di dalamnya ada kebaikan,keselamatan, damai dan berkat. Amin
RD David