Selasa, 3 September 2019 Pekan Biasa XXII, PW. St. Gregorius Agung, Paus dan Pujangga Gereja Bacaan I : 1 Tes. 5: 1-6. 9-11 Bacaan Injil : Luk. 4: 31-37
ADA yang mengatakan bahwa Kerajaan Allah itu akan dirasakan di masa mendatang. Ada pula yang mengatakan bahwa Kerajaan Allah itu dapat kita rasakan saat ini. Itu berarti kita sebagai manusia tidak dapat ‘menerka’ kapan Kerajaan Allah akan datang. Kerajaan Allah itu datang seperti pencuri, kata Santo Paulus; datang tanpa diketahui oleh pemilik rumah. Tentunya, kedatangan Kerajaan Allah akan membawa terang yang sejati. Sebagai pengikut-Nya, kita percaya bahwa kita akan mengalami terang itu. Akan tetapi, bukan berarti kita tidak akan mengalami kegelapan.
Terang dan kegelapan menjadi dua hal yang memang selalu ada di dalam hidup, terlebih di dalam hidup kita sebagai manusia rohani. Terang adalah ketika kita sadar bahwa Tuhan-lah yang akan datang menyelamatkan kita. Namun, kegelapan itu adalah ketika kita terperosok masuk ke dalam jurang kedosaan.
“Sebab itu janganlah kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadarlah!” Paulus mengatakan hal ini untuk menyadarkan dan mengingatkan bahwa kita adalah anak-anak terang. Maka dia mengajak agar kita tetap di jalan yang terang itu. Dan tentu ajakan ini mengarahakan kita agar kita semakin menghidupi panggilan sebagai manusia yang rohani.
Sementara itu dalam bacaan Injil, ditampilkan bahwa kegelapan juga selalu ada. Setan yang masuk merasuki manusia dalam Injil Lukas pada hari ini adalah gambaran manusia yang tidak berjaga-jaga dan ‘tertidur’. Akan tetapi, di sana Yesus menunjukkan Kuasa-Nya mengusir kegelapan itu. Setan pun bertekuk lutut dan mengakui bahwa Yesus Yang Kudus dari Allah.
Ajakan untuk berjaga-jaga ini bukanlah sesuatu yang mudah. Seringkali kita justru terjebak oleh kuasa kegelapan dan malah menjauh dari kuasa terang itu sendiri. Menjadi seorang manusia rohani yang rendah hati dan berpasrah di hadapan Tuhan adalah cara kita mengakui dan percaya akan Kuasa Tuhan. Sama seperti Santo Gregorius Agung yang kita peringati hari ini. Bahkan ketika semua orang menganggap dirinya hebat, dia masih mengatakan bahwa dia adalah ‘hamba dari hamba Allah’ (Servus Servorum Dei). Kerendahan hati Gregorius Agung membuatnya semakin mengarahkan diri kepada Tuhan dan senantiasa ‘berjaga-jaga’.
Maka dari itu, marilah kita berjaga-jaga dan teruslah mengarahkan diri kita kepada Tuhan. Dengan sikap kerendahan hati yang tulus, kita sadari kuasa Tuhan. (Fr. Constantin Reynaldo Adja Mosa)
Seperti rusa merindukan air, hati kami pun selalu rindu akan kehadiran-Mu ya Allah. Jadilah terang yang menghalau kami dari kegelapan dosa; pimpinlah tiap langkah kami supaya selalu siap menyongsong-Mu dengan layak dan pantas. Amin.