Jumat, 25 Oktober 2019 Pekan Biasa XXIX Bacaan I : Rm. 7:8-25a Mazmur : Mzm. 119:66,68,76,77,93.94 Injil : Lukas 12:54-59
SAUDARA-saudari terkasih dalam Yesus Kristus, seringkali dalam pergaulan kita mendengar ungkapan ‘peraturan itu ada untuk dilanggar’. Ungkapan ini bisa jadi merupakan tanda dari salah satu sifat mendasar kita sebagai manusia: kita adalah pribadi yang memiliki kehendak bebas dan selalu merdeka untuk bertindak sesuai keinginan sendiri. Apalagi jika aturan itu justru mengekang kebebasan kita untuk melakukan hal yang sangat suka kita lakukan.
Dalam sabda Tuhan hari ini juga terjadi situasi yang demikian. Yesus menegur orang-orang yang pandai dan berilmu pengetahuan karena mampu menilai gelagat bumi dan langit, namun justru abai terhadap penyimpangan-penyimpangan hukum Allah yang terjadi. Mereka tahu apa yang benar dan apa yang salah, namun tidak berbuat apa-apa ketika kebenaran itu ditindas oleh kejahatan. Sifat inilah yang disebut Yesus sebagai ‘munafik’. Sebab orang-orang itu telah tahu pasti apa yang menyenangkan dan mendukakan hati Allah, tapi mereka tidak melaksanakannya.
Dalam bacaan pertama, Santo Paulus juga mengisahkan tentang pertentangan antara pengetahuan akan hukum Allah dengan keinginan-keinginan manusiawi yang cenderung jahat. Santo Paulus menyatakan bahwa tiada sesuatu yang baik dalam dirinya sebagai manusia. Dengan akal budinya, ia tahu persis hukum Allah, namun sifat kedagingannya masih sering membelenggunya dalam dosa. Namun, di dalam segala perjuangannya melawan dosa yang diam di dalam dirinya itu, dengan tegas ia bersaksi bahwa Yesus Kristus-lah yang berkuasa membebaskannya. Dengan kata lain, jika kita terus hidup seturut Firman Allah yang disampaikan melalui Yesus, kita akan mampu untuk menang atas dosa.
Oleh karena itu, marilah kita terus melatih diri kita untuk semakin berani menentang yang jahat dan membela kebenaran. Kebenaran yang sejati tentulah yang berasal dari Allah sendiri. Melalui Yesus yang menebus dosa dan Roh Kudus-Nya yang dicurahkan untuk menuntun kita, sesungguhnya kita telah memiliki ‘amunisi’ yang tepat untuk menangkal godaan dosa. Ingatlah bahwa dosa itu terjadi bukan hanya ketika kita melakukan hal yang salah, namun juga saat kita tahu hal yang benar namun tidak melakukannya. Inilah misi kita sebagai utusan Kristus: mewartakan Injil bukan dengan berdiam diri, melainkan bergerak keluar dan mewartakan kasih Allah, seperti Kristus yang tidak pernah gentar berbuat yang benar. (Fr. Wolfgang Amadeus Mario Sara)
Allah Bapa, Engkau telah menaruh firman-Mu ke dalam mulut kami, sehingga kami tahu kebenaran yang datang dari pada-Mu, dan Engkau mengutus kami untuk mewartakannya lewat hidup kami. Karena Yesus telah menebus kami, kami mau terus hidup dalam kekudusan. Semoga Roh-Mu senantiasa membimbing jalan dan menguatkan tiap langkah kami. Amin.