Senin, 28 Oktober 2019 Pesta St. Simon dan Yudas Rasul Bacaan I : Efesus 2 : 19-22 Bacaan Injil : Luk 6: 12-19
SEMINGGU ini kita melihat berita di TV atau di media sosial mengenai pemanggilan para menteri yang baru untuk kabinet Presiden Jokowi. Mereka adalah orang-orang terpilih yang diutus membantu presiden untuk memajukan Indonesia. Ketika diwawancarai, tampak rasa bangga yang muncul dari diri mereka. Para menteri baru ini pun berjanji untuk bekerja sebaik mungkin untuk menciptakan kesejahteraan dan menjaga kedamaian di Republik Indonesia tercinta ini.
Dengan melihat pemanggilan para menteri, kita bisa membayangkan bahwa hal itu juga yang dialami oleh para rasul yang dipanggil oleh Tuhan Yesus untuk menyebarkan warta sukacita. Yesus tahu kelemahan dan kelebihan mereka masing-masing, dan Ia pun mengutus mereka untuk memberikan kesejahteraan serta kedamaian spiritual kepada mereka yang membutuhkan. Perutusan itu berlaku juga bagi kita.
Kita semua dipanggil oleh Tuhan dengan cara yang berbeda-beda. Segala yang kita miliki sekarang merupakan anugerah yang sejatinya perlu digunakan untuk menggenapi panggilan Tuhan bagi hidup kita. Bagi yang memiliki keahlian di bidang kesehatan, mereka dipanggil untuk memberikan kesembuhan fisik kepada orang yang sakit. Bagi yang dipanggil untuk menjadi imam, mereka dipanggil untuk memberikan kedamaian rohani. Bagi mereka yang menjadi polisi, mereka dipanggil untuk memberikan keamanan di masyarakat. Apapun bentuk panggilan kita, di situ kita diutus untuk menghadirkan kedamaian, keselamatan, dan warta kabar gembira.
Melalui baptisan, kita semua menjadi anggota keluarga Allah yang diutus untuk menghadirkan wajah-Nya yang penuh belas kasih, membawa keselamatan, dan penuh dengan harapan. Oleh karena itu, setiap dari kita dapat menjadi rasul masa kini dengan segala kemampuan yang kita miliki untuk mewartakan Injil. Lewat perkataan dan tindakan, kita membuat Injil sungguh dialami oleh mereka yang membutuhkan jamahan kasih. Mewartakan Injil tidak lagi dilakukan hanya dengan orasi-orasi di mimbar atau berteriak-teriak di jalan, tetapi dengan sungguh membaktikan segala kemampuan kita untuk membantu dan melayani sesama. Dengan demikian, setiap orang yang melihat diri kita pun melihat Allah yang bekerja melalu diri kita. (Fr. Albertus Aris Bangkit Sihotang)
Allah Bapa, betapa agungnya nama-Mu di seluruh muka bumi, karena besar kasih-Mu bagi kami semua. Kobarkanlah api kasih-Mu di dalam hati kami, agar kami semakin peka dengan kebutuhan sesama dan berani memberikan apa yang kami punya untuk mewujudkan dunia yang damai dan sejahtera. Amin.