Jakarta – keuskupanbogor.org : Pengurus Sahabat Lapas-Keuskupan Bogor kembali mengadakan kunjungan dan pelayanan rutin ke Rutan Kelas IIB, Cilodong, Depok. Setelah melalui rangkaian pemeriksaan, rombongan pun memasuki Gereja Ouikumene “Anugerah”.
Setiap kali berkunjung, sedapat mungkin pengurus Sahabat Lapas mendatangkan imam. Pengakuan dosa dan Misa menjadi dua agenda utama dalam kunjungan pelayanan rohani ini.
Pekan lalu, Sahabat Lapas mendatangkan RD Aloysius Tri Hardjono (Pastor Paroki Santo Herkulanus – Depok Jaya) bersama komunitas PDPKK Santo Herkulanus (Senin, 11/11).
Dalam homili saat Misa di Lapas, Romo Tri bertanya pada umat dan para warga binaan. “Siapakah yang ingin menjadi tuan atau atasan dan siapakah yang ingin menjadi hamba atau bawahan?”, ujarnya. Ternyata lebih banyak yang ingin menjadi tuan atau atasan.
Romo Tri menegaskan bahwa pilihan menjadi tuan atau hamba utamanya adalah bahwa kita semua dipanggil untuk melayani sesama tanpa memandang suku, agama, ras.
Lantunan puji-pujian dari Pengurus Sahabat Lapas dan PDPKK Santo Herkulanus serta dari para warga binaan menyemarakkan kegiatan rohani di lapas ini.
Dalam kunjungan ini pula, turut hadir Suster Yasintha dan Suster Glenda dari Tarekat Lambung Kudus Yesus. Suster Yasintha mengungkapkan “Saya sungguh bersukacita saat ini. Saya pun merasakan sukacita hadir di sini. Rasanya semua yang ada ditempat ini merasakan sukacita seperti yang saya rasakan.”. Sedangkan Suster Glenda yang berasal dari Manila juga turut mengungkapkan “I’m so happy to be with you here. I came from Manila. I arrived on last July.”.
Ya, ternyata keterbatasan ruang tidak menghalangi para warga binaan untuk senantiasa bersukacita. Dalam Yesus, mereka memiliki pengharapan bahwa hidup akan lebih baik bagi mereka.
Sukacita yang selalu dibawa oleh para Pengurus Sahabat Lapas bersama umat di Keuskupan Bogor, dalam setiap kunjungannya juga turut menambah sukacita para warga binaan di sana.
Penjara bukan lagi menjadi suatu tempat yang mengerikan bagi para warga binaan yang sedang “membayar” konsekuensi atas perbuatan mereka dengan menjalani kehidupannya untuk sementara waktu di sana.
Selanjutnya menikmati berkat berupa makan siang yang telah disiapkan dan dibawa oleh PDPKK Santo Herkulanus, yang juga diselingi dengan lelang hasil kerajinan para warga binaan.
Memang warga binaan diberi pelatihan dan kesempatan untuk membuat kerajinan yang hasil penjualannya akan digunakan untuk berbagai kegiatan dan perayaan besar seperti Natal dan Paskah.
Semoga kita senantiasa bersukacita sebagai pengikut Yesus Kristus karena Dia sungguh baik bagi kita.
Annete (Jurnalis)
RD David (Ed)