Sukabumi – keuskupanbogor.org : Orang muda adalah tulang punggung masa depan. Pepatah ini sangat familiar. Ekspresi dan energi orang muda sungguh menarik dan penuh potensi-potensi yang perlu didukung dan ditemani.
Masa depan Gereja pun ada pada orang muda. Bonus demografi (Generasi Milenial) yang terjadi di Indonesia pun turut akan membawa wajah gereja masa depan. Perlu disadari pula bahwa ada sebuah transisi generasi saat ini.

“Banyak imam tidak memahami orang muda”, tutur Romo Harry, Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan KWI yang hadir sebagai narasumber dalam Temu Imam Keuskupan Bogor (selasa, 26/11). Orang muda itu perlu didengarkan, diakui dan didampingi. Maka pedampingan khusus orang muda menjadi hal yang perlu disiapkan sungguh.
Pastoral orang muda memerlukan teknik dan seni tersendiri. Orang muda zaman sekarang adalah orang muda yang memiliki karakteristik yang istimewa. Inovasi, kreativitas serta kondisi hati orang muda menjadi perhatian penting dalam pastoral orang muda.

Secara khusus, terhadap Keuskupan Bogor, Romo Harry mengapresiasi bahwa dari Keuskupan Bogor ada satu orang muda, Agatha Lydia yang terpilih menjadi salah satu dari 20 orang untuk menjadi anggota Badan Penasihat Orang Muda Internasional yang dibentuk oleh Tahta Suci Vatikan.
Imam Keuskupan Bandung ini memetakan wajah orang muda generasi milenial dan generasi-generasi berikutnya (Gen Z, Gen Alpha). Salah satu keprihatinan yang terjadi saat ini adalah bahwa orang muda berpotensi meninggalkan gereja. Bagaimana gereja menghadapi fenomena ini?
“Bila mau berjalan bersama orang muda, jangan dijudge terlebih dahulu. Mereka punya potensi”, jelas imam yang hadir menggunakan batik lengan pendek berwarna biru ini.

Kesadaran Gereja terhadap transisi generasi ini dijawab dengan munculnya dua dokumen : Orang Muda, Iman dan Penegasan Panggilan – Seri Dokumen Gerejawi No. 107 dan Christus Vivit (Kristus Hidup) – Seri Dokumen Gerejawi No. 109.
Romo Driyanto menegaskan salah satu contoh pastoral terhadap orang muda yaitu kehadiran imam dalam acara mereka. “Orang muda telah merencanakan acara dengan baik. Kita hadir dan tidak sibuk hapean, mereka sudah sungguh senang”, tutur imam yang selama 21 tahun mendampingi Gereja Mahasiswa.

Lebih lanjut, bagi para imam pun diajak untuk mengemas homili yang baik. “Jika orang muda tidak suka dengan liturgi gereja, jangan-jangan justru imamnya yang tidak memahami dan menghidupi liturgi”, tegas imam yang juga Virakis Yudisial Keuskupan Bogor.
Betapa pentingnya berjalan bersama orang muda. Seni, musik dan olahraga merupakan tiga hal yang digemari orang muda. Gereja diharapkan bisa hadir dalam dunia mereka dengan bentuk pastoral yang sungguh pas dengan karakteristiknya dan tetap mengarahkan orang muda untuk semakin merasakan hidupnya dicintai Kristus.
(RD David)
Seri Dokumen Gerejawi No 109 CHRISTUS VIVIT on Scribd
Seri Dokumen Gerejawi No 107 Orang Muda Iman Dan Penegasan Panggilan on Scribd