Caringin – keuskupanbogor.org : Perhelatan Sinode II Keuskupan Bogor akan segera usai pada hari Jumat (7/12/2019) ini. Di kesempatan akhir ini umat diajak untuk menapaki kembali kilas balik perjalanan sinode selama setahun.
Perjalanan sinode yang dimulai sejak masa pembukaannya di Paroki St. Johanes Baptista, Parung (22 Februari 2019) berlanjut ke rangkaian sinode tingkat paroki, dekanat dan akhirnya berpuncak dalam sinode di tingkat keuskupan.
Sebelum ditutup, pagi tadi para peserta sinode diajak untuk melihat kilas balik sinode yang dikemas dalam Wrap Up Sinode. Mgr Paskalis, Rm Haruna, Rm Driyanto, Anton Sulis dan Agus Muhardi mensharingkan pengalaman hebatnya dalam sinode ini.
Ketua OC Sinode II Keuskupan Bogor, Agus Muhardi, mengucapkan rasa terima kasihnya kepada pihak-pihak yang telah bekerja keras dalam pelaksaan sinode. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih secara khusus kepada Ibu Yanti Chris yang senantiasa memberikan totalitasnya dalam rangkaian kegiatan sinode.
Pak Agus juga mengungkapkan bahwa selama persiapan sinode ini, seluruh perwakilan dari setiap paroki dapat turut berperan dan ikut andil dalam pelaksanaan sinode. Ia juga berpesan agar komunikasi tetap harus terus terjalin diantara para rekan-rekan panitia sinode.
Penuh Sukacita
“Saya melihat gesture para peserta senantiasa mengungkapkan rasa sukacita,” ungkap Anton Sulis, yang merupakan ketua SC Sinode. Ia pun tak henti-hentinya mengingatkan agar para peserta memahami betapa pentingnya reksa pastoral bagi Gereja di Keuskupan Bogor.
Lanjutnya, ia mengungkapkan harapannya pada sesi Wrap Up Sinode, yaitu agar para umat Keuskupan Bogor senantiasa menghidupi semangat jalan bersama, terus memelihara komitmen, dan mengingat bahwa rumusan kebijakan yang akan diputuskan oleh Bapa Uskup ini dapat diimplementasikan dalam hidup umat Katolik khususnya di Keuskupan Bogor.
Siap Berjalan Bersama Gereja
Selanjutnya, RD Yohanes Driyanto yang turut serta ambil bagian sebagai pembicara Wrap Up sinode ini menekankan bahwa ketika ada masalah yang terjadi di lingkungan Gereja, maka hendaknya umat bertemu dengan wakil-wakil Imam.
Ia pun menegaskan bahwa Gereja Katolik tetap masih ada dan bersatu karena menekankan ajaran iman dan moral.
Pelaksanaan sinode ini merupakan ajang sebuah ajakan dan masukan. Sesulit dan seberat apapun harus menyiapkan waktu untuk saling berjumpa.
Momentun Yang Sangat Berarti
“Semoga hasil sinode menjadi hadiah indah untuk hari ulang tahun Keuskupan Bogor ke 70 serta hadiah untuk lustrum bagi Mgr Paskalis,” ujar RD Paulus Haruna.
Lanjutnya, Romo Haruna mengajak umat Keuskupan Bogor dapat menghidupi spirit hidup Gereja Perdana; menjadi pribadi umat Katolik yang berdaya pikat, berkualitas, tahan banting dan berdaya tahan.
Mengakhiri sesi Wrap Up, Mgr Paskalis mengungkapkan rasa sukacitanya mengenai pelaksanaan sinode. Sinode yang diawali di tingkat paroki sebenarnya sudah menggambarkan impian kita bersama.
Sinode ini mengalami puncaknya di tingkat keuskupan. Namun, ini juga merupakan kelanjutan perjalanan yang penuh keindahan karena kita telah merangkai perjalanan bersama untuk menggapai apa yang kita yakin sebagai suatu yang benar, baik dan indah. Perjalanan kita bersama baiknya merefleksikan kembali perjalanan iman kita.
Mari kita berjalan bersama, satukan hati, bulatkan tekad untuk membangun kehidupan menggereja yang lebih hidup lagi.
(Maria)
Artikel yang sangat bagus banget dari Tim Komsos. Good luck ya. Sekadar saran, supaya kaidah jurnalistik di Web ini semakin tepat, ada baiknya beberapa hal perlu diperhatikan.
Dalam jurnalistik memegang prinsip kesetaraan. Jadi tidak ada sapaan bapak atau ibu dalam artikel.
Baiknya juga menyertakan credit photo di dalam artikel, dan captionnya.
Maaf saya cuma penikmat literasi.