Kebaikan Tak Pandang Bulu

Loading

Selasa, 17 Desember 2019 Hari Biasa Khusus Adven  Bacaan I        : Kej. 49: 2.8-10 Bacaan Injil    : Mat. 1: 1-17

DI suatu kerajaan besar, hiduplah seorang raja bersama dengan istri beserta anak-anaknya. Raja ini memiliki harta yang sangat melimpah. Sampai-sampai bila dihitung akan lama sekali habisnya. Suatu hari ketika anaknya berulang tahun, raja hendak mengadakan pesta dan mengundang kerajaan lain dan juga para petinggi di kerajaannya. Malam hari pun pesta yang begitu mewah dan meriah dimulai. Semua orang bergembira dan bersukacita. Lantunan musik semakin memeriahkan pesta tersebut. Suatu ketika di tengah pesta, seorang penjaga memberitahu bahwa ada beberapa orang gelandangan yang datang. Raja pun segera menghampiri mereka. Ketika melihat mereka, raja tersebut memutuskan untuk mengundang mereka untuk masuk ke dalam pesta. Semua orang termasuk istri dan anak-anaknya heran akan apa yang sudah dilakukannya.

Bacaan pada hari ini terutama Injil mengisahkan tentang silsilah Yesus. Silsilah itu bila dirunut terbagi ke dalam tiga kelompok besar dan masing-masing terdiri dari 14 nama generasi atau keturunan. Empat belas keturunan atau generasi dari Abraham sampai Daud, 14 keturunan atau generasi dari Daud sampai pembuangan Babel, dan 14 keturunan atau generasi dari pembuangan Babel sampai Kristus. Silsilah ini tidak hanya ingin memberikan informasi kepada kita siapa nenek moyang Yesus. Ada hal lain yang ingin disampaikan, dan hal tersebut sangat penting.

Jika ditelusuri, ternyata dari puluhan generasi tersebut tidak semuanya adalah orang Yahudi. Ada orang non-Yahudi, bahkan ada juga orang kafir pada keturunan itu. Bahkan bila dilihat lagi ada beberapa nama yang mungkin asing terdengar. Biasanya, bangsa Yahudi sangat memeluk erat paham patriarki. Artinya, segala keturunan dilihat dari garis keturunan pria. Tetapi kali ini Matius berbeda. Matius memasukkan empat nama wanita, dan reputasi para wanita ini bila ditelusuri bukanlah ‘wanita baik baik’. Ada orang non-Yahudi, ada pula orang kafir. Hal ini tentulah bukan kebetulan. Keberadaan beberapa golongan ini ingin menggambarkan bahwa keselamatan yang diberikan oleh Allah itu diperuntukkan bagi setiap manusia yang datang kepada-Nya. Begitu pun dengan kelahiran Yesus yang sebentar lagi akan kita rayakan. Yesus datang ke dunia bukan hanya untuk menyelamatkan orang-orang yang berasal dari bangsa-Nya. Tetapi, Yesus datang ke dunia untuk setiap orang yang percaya kepadaNya.

Sebagai orang beriman, kita perlu melihat hal ini menjadi contoh dan teladan dalam hidup. Dalam hal ini, yang dapat ‘menyelamatkan’ semua orang itu tidak hanya Yesus. Sebagai murid-murid yang diutus-Nya untuk mewartakan keselamatan itu, kita pun bisa menjadi perpanjangan tangan Yesus untuk membantu semua orang. Meninjau fakta bahwa Yesus pun datang untuk membawa keselamatan anpa pilih-pilih golongan manusia, jangan sampai kita malah bersikap diskriminatif ketika ingin berbuat baik. Di konteks Indonesia yang beragam ini, entah apa pun agamanya, rasnya, atau dari golongan apa pun, hendaklah kita berbuat baik kepadanya. Hal ini juga pernah dikatakan dengan indah oleh Gus Dur, yakni “Tidak penting apa pun agama atau sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik buat semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.”

[Fr. Constantin Reynaldo Adja Mosa]


Ya Yesus yang baik, Engkau telah menunjukkan bagaimana kasih-Mu berlaku bagi semua orang tanpa terkecuali. Ajarilah kami untuk mengasihi seperti itu, dan berbagi kebaikan tanpa memandang golongan. Amin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!