Jumat, 20 Desember 2019
Pekan Adven III
Bac I. Yes. 7:10-14
Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6
Bac. Injil. Luk 1:26-38
BAGI para pasangan muda yang sedang berpacaran, dasar yang membentuk hubungan itu ialah relasi yang dekat. Kedekatan itu membuat mereka sepakat untuk menjalin komitmen dalam hubungan yang lebih resmi. Tentu dalam masa ini, pasangan ini saling berusaha mengerti satu sama lain. Mereka saling bertukar pendapat dan afeksi. Ungkapan-ungkapan ini menjadi tanda dari kasih yang mereka rasakan.
Saudara-saudari terkasih dalam Yesus Kristus, dalam bacaan pertama hari ini, Yesaya juga menggambarkan peristiwa pengungkapan tanda kasih. Ahas diminta untuk meminta tanda dari Tuhan Allah, namun Ahas menolak karena Ahas tidak mau mencobai Tuhan Allah. Yesaya menyambung dengan berkata kepada Ahas, bahwa kalau tidak minta, Ahas dianggap melelahkan Allah. Kalau kita ditanya hal yang sama, bisa saja kita melakukan hal yang sama seperti Ahas lakukan.
Bacaan Injil mengisahkan peristiwa yang sedikit berbeda. Dalam Injil, Maria menjadi tokoh bagaimana tanda itu diberikan, dan bagaimana Maria pada akhirnya menjawab tanda itu dengan berpasrah diri dan membiarkan kehendak Allah terjadi padanya. Maria saat itu ragu untuk menjawab kabar dari malaikat bahwa ia akan mengandung Sang Juruselamat dunia. Saat itu Maria belum bersuami, sehingga tidak mungkin hal yang besar itu terjadi padanya. Saat itu Maria terkejut dan hanya menerima semua perkataan malaikat dalam hati. Ada satu hal menarik dari perkataan malaikat, yakni ‘Bagi Tuhan tidak ada yang mustahil’.
Oleh karena itu saudara-saudari yang dikasihi Tuhan, pertanyaan untuk kita renungkan ialah apakah kita mau menanggapi tanda kasih dari Tuhan itu? Tanda ini rahmat kasih dari Tuhan untuk kita yang sebenarnya baik untuk kita syukuri. Tuhan Allah memberikan tanda walau tanpa diminta seperti yang terjadi pada Ahas dan Maria. Mengapa? Karena bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Sehingga, kalau Allah sudah menghendaki, akan terjadi seperti apa yang telah dikehendaki oleh-Nya.
Tuhan memberi kita tanda melalui banyak orang di sekitar kita. Tanda itu tentu baik dan manusia diminta untuk menanggapinya. Marilah hari demi hari kita semakin mensyukuri tanda yang diberikan Tuhan untuk kita agar kita menjadi lebih baik lagi. Yang bisa kita lakukan juga ialah meminta kepada Tuhan lewat doa, karena dalam doa itu Tuhan juga mendengar dan senantiasa menjawab doa yang kita sampaikan. Tentu tidak lupa juga untuk mengusahakan perbuatan baik tanpa menunggu untuk diminta, seperti kasih yang diberikan Tuhan untuk kita tanpa menuntut balasan atau imbalan. Tuhan memberkati.
[Fr Wolfgang Amadeus Mario Sara]