Kamis, 2 Januari 2020
PW. St. Basilius Agung dan St. Gregorius dari Nazianze, Uskup dan Pujangga Gereja
Bacaan 1 : 1Yoh 2:22-28
Mazmur : Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4
Injil : Yoh 1:19-28
HARI ini Gereja merayakan St. Basilius Agung dan St. Gregorius dari Nazianze. Mereka menjalani panggilannya sebagai Imam dan Uskup dengan baik. Mereka adalah sahabat baik yang menggunakan pengetahuan, waktu, serta bakat untuk semakin dekat dengan Tuhan. Mereka menentang ajaran sesat Arianisme dengan berani. Mereka pemaaf, memandu umat yang kebingungan, pengkhotbah ulung, lembut dan murah hati kepada sesama. Walaupun hidupnya luar biasa, mereka tidak menggunakannya demi ketenaran pribadi.
Mengenai panggilan, bacaan Injil pada hari ini memberikan gambaran mengenai seseorang yang menjalankan panggilannya dengan baik, yaitu Yohanes Pembaptis. Kesaksiannya sungguh-sungguh membuktikan bahwa ia menjalankan panggilannya sebagai pembuka jalan untuk kedatangan Mesias. Padahal, kalau ia mau, ia bisa mengaku bahwa ia adalah Mesias dengan segala bukti meyakinkan yang ada padanya. Yohanes Pembaptis sadar bahwa Ia yang akan datang ini adalah Mesias Sang Penyelamat. Pengaruh dan kuasa-Nya begitu besar, sampai-sampai Yohanes Pembaptis pun tidak layak untuk membuka tali kasut-Nya. Segala hal luhur yang dia perbuat bukan semata-mata demi diri dan ketenarannya sendiri, tetapi demi kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Tendensi kita untuk meng-aku-kan perbuatan-perbuatan besar dan luhur sangatlah besar. Bahwa perbuatan-perbuatan besar dan luhur yang kita lakukan seringkali di-aku-kan sebagai perbuatan sendiri tanpa campur tangan pihak lain, termasuk Tuhan. Berlatihlah untuk menyadari tendensi itu dengan meneladani mereka ini.
Kita hendaknya berani dan tidak ragu untuk menggunakan pengetahuan, waktu serta bakat dengan baik untuk semakin dengan Tuhan. Segala bentuk panggilan hidup kita, baik awam, klerus maupun hidup bakti mengarah kepada kemuliaan Tuhan yang lebih besar. Melalui apa yang kita miliki dan kita punya, kita hendaknya bersaksi dan mewartakan Kerajaan Allah. Bukan semata-mata menonjolkan ego yang dimiliki, tetapi kita bersaksi dengan apa yang kita punya untuk Dia.
[Fr. Michael Randy]