Jumat, 31 Januari 2020
Pekan Biasa III
PW St. Yohanes Bosko
Bac I. 2Sam. 11:1-4a.5-10a.13-17
Mzm. 51:3-4.5-6bc-7.10-11
Bac. Injil Mrk. 4:26-34
DALAM sebuah keluarga, seorang ibu mengajarkan kepada putranya untuk menjadi seorang yang rajin bekerja. Ibu ini ingin sekali anaknya menjadi pekerja keras. Anak ini diminta ibunya untuk mengerjakan pekerjaan rumah hingga selesai dan jarang sekali diberikan waktu untuk bermain bersama teman-temannya. Seringkali juga anak ini melakukan pekerjaannya dengan terpaksa hingga ingin berkata kasar kepada ibunya didalam hati. Sampai pada suatu saat, anak ini merasa lelah dengan permintaan ibunya ini, lalu ia memilih untuk meninggalkan pekerjaan dan bermain bersama teman-temannya.
Saudara-saudari terkasih, Santo Yohanes Bosko pun pernah mengalami hal sepertiitu. Ia selalu diminta oleh ibunya untuk terus-menerus bekerja di ladang. Tetapi, Yohanes Bosko lebih memilih mengalami sesuatu di luar rumah yang justru dapat mendidik dirinya, dan akhirnya memampukannya untuk mendidik orang banyak. Ia mendirikan rumah yatim piatu, asrama, dan rumah pendidikan. Banyak yang menjadi orang saleh oleh karena bimbingan Santo Yohanes Bosko.
Terkadang kita pun terlalu sibuk untuk bekerja. Keadaan ini membuat kita tidak bisa merefleksikan banyak hal yang justru bisa dialami dalam berbagai pengalaman yang kita jumpai. Dalam bacaan hari ini, Yesus mengingatkan kita akan Kerajaan Allah yang sederhana. Ia bahkan menggambarkannya sebagai biji sesawi. Perumpamaan ini mengajarkan bahwa kita dapat menemukan Kerajaan Allah jika kita mau belajar menemukan kebaikan bahkan dari hal-hal yang terlihat sepele atau kecil. Biji sesawi memang kecil, namun ketika ia bertumbuh, ia memberi banyak manfaat bagi burung-burung di udara, yang dengan kata lain juga berguna bagi orang banyak. Dikatakan demikian karena Tuhan pun menawarkan memberkati kita dengan kebaikan yang berlimpah dalam hal-hal sederhana. Sebaliknya, kemegahan duniawi justru bisa menjauhkan kita dari kasih Allah itu dan membawa kita ke dalam dosa.
Agar bisa menemukan Kerajaan Allah, kita perlu belajar untuk mendengarkan suara Tuhan dalam hati yang tenang dan hening. Kita membuka diri dan membiarkan Tuhan menyampaikan pesan-Nya. Salah satu caranya adalah melatih diri untuk melakukan pemeriksaan batin (examination of conscience). Dalam pemeriksaan batin itu, kita melihat ke dalam diri kita, apakah di hari itu kita telah melakukan suatu kesalahan / dosa. Kita merenungkan juga kelalaian kita untuk berbuat kebaikan. Dengan demikian, kita juga membiarkan Roh Kudus bekerja dalam batin kita. Melalui latihan ini, kita membiasakan diri untuk membedakan mana yang merupakan dorongan Roh Kudus dan mana yang bukan.
Di tengah segala kesibukan kita, marilah kita utamakan juga waktu kita untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Allah dan Kerajaan-Nya tidak pernah jauh dari kita; Ia selalu bersama kita jika saja kita mau menyadari kehadiran-Nya. Mari bersama-sama kita belajar untuk menimba inspirasi dari hal-hal sederhana yang kita jumpai tiap hari, karena hal yang terkecil sekalipun bisa menjadi sarana bagi Allah untuk menyampaikan pesan-Nya bagi kita. Tuhan memberkati.
[Frater Wolfgang Amadeus Mario Sara]