Dia Jadi Raja, Saya Jadi Pekerja : Misa HUT 25 Tahun Presbiterat Mgr Tri Harsono dan Romo Marcus Santoso

Loading

Bogor – keuskupanbogor.org : Perayaan ini adalah tanda syukur atas kesetiaan dan kami bertahan. Kalimat ini disampaikan Mgr Tri Harsono dalam pengantar misa HUT 25 Tahun Presbiterat beliau bersama Romo Marcus Santoso di Gereja BMV Katedral, kamis, 6/11 Pkl. 17.00.

Mgr Tri, Mgr Paskalis dan Romo Marcus tampak bahagia dalam Perayaan HUT Presbiterat ke-25 di Katedral Bogor (Kamis, 6/11). Foto : RD David

Misa yang dirayakan sore itu dihadiri sekurangnya 60 imam baik dari Keuskupan Bogor maupun Keuskupan Agung Jakarta ditambah sejumlah umat yang memadati seluruh kursi dalam gereja. Beberapa umat hadir dari Bandung dan Jakarta. Inilah tanda kasih umat pada imamat para imam.

Romo Marcus yang didapuk untuk memberikan homili menyampaikan pengalaman menarik sekaligus jenaka kebersamaan keduanya dalam perjalanan imamat.

Para yubilaris menerima ucapan selamat dari para imam. (Foto : RD David)

“Saya menggembalakan umat kecil di Cibadak. Mgr Tri di Purwokerto. Banyak umatnya, riweuh, mumet ! Lihat wajahnya”, ungkap Romo Marcus sambil mengarahkan pandangan kepada Mgr Tri dan umatnya menyambutnya dengan gelak tawa.

“Saya diutus Bapa Uskup. Beliau diutus oleh Paus. Rasakan!” tambah Romo Marcus seperti sedang me-roasting Mgr Tri. Tawa umat pun pecah kembali di sore yang dihujani gerimis itu.

Terasa seperti belum cukup, Romo Marcus menambahkan bahwa sejak Romo Tri terpilih jadi Uskup, ia bisa memberkati minyak tetapi belum tentu mengolesi. “Kami pastor di paroki tentu sering mengolesi minyak”, ungkapnya penuh kebanggaan.

Suasana misa HUT 25 tahun Presbiterat Mgr Tri dan Romo Marcus Santoso di Gereja BMV Katedral, Kamis, 6/11. (Foto : RD David)

Selama 25 tahun menjadi imam, Romo Marcus mengatakan bahwa mereka selalu saling menguatkan, meskipun kadang yang dikuatkan pun bisa sewot. Romo Marcus menekankan bahwa ada empat hal utama yang perlu diingat dan direnungkan: kenali diri, tahu diri, sadar diri, dan jangan lupa diri.

Mgr. Tri Harsono dan Romo Marcus Santoso yang ditahbiskan pada 5 Februari 1995 mengakui kekhasan dan keunikan masing-masing. Mgr. Tri mengenal Romo Marcus sebagai pendoa yang kuat. “Romo Marcus kalau ujian bukannya belajar malah berdoa”, ujarnya dalam sambutan yang juga diwarnai gelak tawa umat.

Romo Toro (almarhum) juga merupakan rekan satu angkatan dari kedua yubilaris ini. Mgr, Tri pun sempat berseloroh, “Kus (Romo Markus), lu mau ikut gue atau Toro?” Spontan saja seluruh umat dan para imam pun tertawa.

Tarian adat sunda mengarak para yubilaris menuju tempat ramah tamah. (Foto : RD David)

Perayaan HUT 25 Tahun kedua yubilaris ini sungguh menjadi pesta umat dan imam. Mgr Tri memohon seluruh umat untuk selalu mendoakan imamnya agar selalu taat, setia dan bertahan.

Acara penuh sukacita dan persaudaraan ini pun dilengkapi dengan ramah tamah bagi semua umat dan hiburan di gedung BPK. Tarian adat sunda menghantar para yubilaris menuju lokasi acara, dari depan katedral menuju pintu pastoran katedral.

Selamat berbahagia Mgr Tri dan Romo Marcus. Tetap setia dan sukacita dalam panggilan.

(RD David)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks