Kamis, 5 Maret 2020 Minggu Prapaskah I Bacaan 1 : Est. 4:10a,10c-12,17-19 Mazmur : Mzm. 138:1-2a,2bc-3,7c-8 Injil : Mat. 7:7-12
MEMASUKI bulan ketiga dalam tahun 2020, sudah banyak musibah yang terjadi di muka bumi ini. Banjir, virus Corona baru, sampai intoleransi dalam hidup beragama menjadi contohnya. Tahun 2020 masih panjang, tetapi bencana datang silih berganti. Kita tentu percaya bahwa Tuhan sungguh merupakan Bapa yang baik bagi kita. Dengan munculnya rentetan bencana di awal tahun yang sejatinya menjadi awal yang menggembirakan, apakah kita masih tetap percaya bahwa Tuhan merupakan Bapa yang baik, yang memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya?
Para saudara yang terkasih, di masa prapaskah ini kita diajak untuk menyadari betapa Bapa sungguh baik kepada kita. Hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup merupakan konsekuensi dari hidup kita di dunia. Perbuatan kita yang tidak bijak dan egois dalam memelihara Bumi menghasilkan konsekuensi berupa hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup kita. Selain merupakan konsekuensi, segala sesuatu yang terjadi ini merupakan bentuk cinta-Nya kepada kita.
Dalam doa kita, kita tentu pernah memohon kekuatan dalam hidup. Jika kita melihat musibah ini dari sisi yang lain, kita bisa memandangnya sebagaicara Tuhan untuk mengabulkan doa kita itu. Cara agar manusia tahu bahwa ia kuat adalah dengan bertahan dari pencobaan, maka dari itu Tuhan menyertai manusia dengan memberi kekuatan agar mampu bertahan dan mengatasi pencobaan yang dihadapi. Ia tidak langsung memberikan hasil akhir, tetapi Ia sungguh menyertai dalam proses menuju hasil akhir yang dicita-citakan.
Kita tahu bahwa cara untuk setia kepada Tuhan adalah dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Tetapi kita juga patut selalu sadar bahwa Tuhan senantiasa berada bersama kita dan memberikan yang baik kepada kita. Ia merupakan Bapa yang baik, yang tidak memberikan batu kepada anak-Nya yang meminta roti dan tidak memberikan ular kepada yang meminta ikan. Karena Ia memberikan apa yang kita butuhkan, sudah sepantasnya kita pun mawas diri dengan tidak egois dan bertindak lebih bijak dalam memelihara Bumi. Hendaknya sebagai pribadi yang beriman kita mampu untuk sungguh-sungguh menjadi citra-Nya, yang juga memberikan yang baik kepada sesama kita yang membutuhkan.
[Fr. Michael Randy]