Rabu, 25 Maret 2020, Pekan IV PrapaskahHR Kabar Sukacita Bacaan I : Yes. 7: 10-14. 8:10 Mazmur: Mzm. 40: 7-8a.8b-9.10-11 Bacaan II : Ibr. 10: 4-10 Injil : Luk. 1: 26-38
DI suatu keluarga, seorang pemuda mendapat SMS yang berbunyi “Dek, kamu di mana? Tolong belikan papa pulsa 100 ribu” Ia tidak percaya ayahnya sendiri yang meminta itu karena setelah dicek, ayahnya sedang tidur di kamar. Tak lama kemudian, ia mengangkat telepon yang berdering. Seseorang dari kejauhan memberitahu bahwa ayahnya mendapat undian sebuah sepeda motor dari suatu bank.
Hari ini, kita mengenangkan saat-saat Maria mendengar sesuatu yang mengejutkan dari malaikat Gabriel, yakni bahwa ia akan mengandung. Maria terkejut dan terheran-heran karena ia baru bertunangan dengan Yusuf, belum sampai menikah. Akan tetapi, pernyataan yang mengejutkan ini adalah kabar sukacita bagi dunia bahwa akan hadir Juru Selamat. Allah akan hadir di dunia secara nyata dalam wujud manusia, yakni Yesus Kristus. Lambat laun, rasa kaget dan heran dapat diolah Maria menjadi rasa syukur dan taat. Ia menerima pernyataan tersebut menjadi kabar sukacita untuk dirinya sendiri.
Kabar atau berita merupakan hal yang menarik bagi telinga. Ada kepuasan tersendiri ketika mendengarkan info baru, berita yang menarik, pengumuman, atau bahkan gosip. Sejatinya, kabar yang sifatnya lebih positif dan sukacita lebih menarik daripada kabar yang belum pasti dan bersifat dukacita. Kita lebih senang mendengar kabar tentang prestasi daripada bencana; kita lebih suka mendengar kabar tentang kelahiran daripada kematian. Akhir-akhir ini, kabar tentang virus corona (COVID-19) sering kita dengar di berbagai media dan obrolan. Tak jarang juga muncul hoax dan berita-berita yang belum pasti kebenarannya. Akibatnya, kita mudah percaya pada berita yang tidak benar dan merasa resah, atau bahkan membuat orang lain merasa resah. Hal ini menunjukkan bahwa suatu kabar atau informasi dapat mempengaruhi diri sendiri dan orang lain.
Di Hari Raya Kabar Sukacita ini, baiklah kita bertanya pada diri sendiri: apakah saya sudah membawa kabar baik kepada orang lain atau belum? Perkataan dan perbuatan kita sehari-hari dapat menyelamatkan orang, namun dapat pula mencelakakan orang. Ketika perkataan menyelamatkan, berarti kita telah membawa kabar sukacita kepada orang. Perkataan yang menyelamatkan dapat berupa motivasi atau semangat yang membangun, pujian, apresiasi, informasi yang benar. Perkembangan teknologi informatika dan komunikasi menjadi tantangan tersendiri karena tak jarang orang saling mencerca, menjatuhkan, atau melakukan perundungan di media sosial. Semoga kabar sukacita yang dibawa malaikat Gabriel kepada Bunda Maria menginspirasi kita untuk mewartakan kabar sukacita lewat perkataan sehari-hari.
[Fr. Ignatius Bahtiar]
Dalam pesan di akhir Doa Angelus yang didaraskan pada Minggu, 22 Maret 2020 silam, Paus Fransiskus mengajak semua umat beriman di seluruh dunia untuk menyatukan suara lewat doa “Bapa Kami” bersama-sama pada Rabu, 25 Maret 2020 ini. Ia mengajak kita untuk mendaraskan doa “Bapa Kami” beberapa kali dalam sehari, namun terutama secara serentak pada pukul 12.00 waktu Vatikan (18.00 WIB – 19.00 WITA – 20.00 WIT). Marilah kita berdoa:
Bapa Kami yang ada di dalam surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di dalam surga. Berilah kami rezeki pada hari ini, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan, tetap