Selasa, 12 Mei 2020 Hari Biasa Pekan Paskah V Bacaan I : Kis. 14: 19-28 Bacaan Injil : Yoh. 14: 27-31a
Ketika seorang Katolik ditanya, mengapa pergi ke gereja? Sebagian besar pasti ada yang menjawab, “bila ke gereja itu rasanya seperti plong. Sebaliknya jika tidak, rasanya seperti ada yang kurang. Setelah gereja itu rasanya seperti damai”. Mungkin sebagian besar orang Katolik bila ditanya seperti itu. Bagi orang-orang tersebut pergi ke gereja itu sudah seperti kebutuhan bukan lagi kewajiban sebagai orang Katolik. Keadaan damai itu merupakan dambaan bagi setiap orang. Damai yang kita rasakan itu adalah suatu anugerah dari Tuhan. Salah satu ritus yang menggambarkan situasi damai itu misalnya Doa Damai setelah Doa Bapa Kami. Kebiasaan memberikan salam damai menjadi momen untuk membagikan damai itu kepada orang lain.
Bacaan Injil hari ini mengungkapkan kisah Yesus yang memberikan damai itu kepada para rasul-Nya. Ini adalah suatu amanat perpisahan Yesus. Dia tahu bahwa diri-Nya harus meninggalkan dunia, maka Yesus pun memberi jaminan kepada mereka bahwa penyertaan itu tetap ada, dan penyertaan itu dirasakan oleh mereka melalui damai sejahtera yang diberikan oleh Yesus. Hal ini lah yang menjadi kekuatan bagi para murid dalam misi Kabar Sukacita ke seluruh dunia. Kata-kata Yesus, “Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu…” (Yoh. 14: 27a) menunjukkan bahwa Yesus yang tidak pernah meninggalkan para murid-Nya sekalipun Ia pergi meninggalkan dunia. Justru, Yesus menjanjikan Penghibur yang adalah Roh Kudus itu sendiri. Roh Kudus yang akan menyertai mereka di dalam setiap pelayanan. Damai sejatera yang Yesus bagikan itu juga dilimpahi oleh rahmat Roh Kudus kepada mereka.
Dalam kehidupan kita, tidak jarang kita bertanya ‘di mana Tuhan’. Sering kita mengeluh dan justru melihat segalanya dari sisi yang berlainan. Padahal, apabila kita merefleksikan lebih dalam lagi, penyertaan yang Tuhan berikan itu tidak pernah putus. Jaminan atau janji yang diberikan itu tidak pernah diingkari-Nya. Hanya saja kita sering tidak merasakan atau menyadari rahmat penyertaan tersebut. Akan tetapi, jangan kawatir! Hal ini adalah suatu proses yang tidak sebentar. Para murid pun pernah mengalami hal yang serupa seperti yang kita alami. Bagi mereka, yang mengalami hidup bersama dengan Yesus, perasaan ditinggalkan itu tetap ada. Maka, wajar bila hal ini terjadi pula di dalam diri kita.
Akan tetapi, Ekaristi menjadikan damai sejahtera yang diberikan Yesus itu senantiasa hidup. Karena itu, jangan takut bahwa kita akan ‘ditinggalkan’ secara fisik. Roh Kuduslah yang akan terus menyertai kita di dalam setiap karya dan pelayanan.
[Fr. Constantin Reynaldo Adja Mosa]
Allah Bapa yang Mahakasih, terimakasih telah menyertai kami melalui pengajaran yang diberikan oleh Putra-Mu Tuhan kami Yesus Kristus. Bantu kami untuk selalu menyadari akan damai dan penyertaan yang Engkau berikan. Amin.