Rabu, 27 Mei 2020, Rabu Pekan VII Paskah
Bacaan I : Kis. 20: 28-38
Mazmur : Mzm. 68: 29-30.33-36c
Injil : Yoh. 17: 11b-19
Suatu ketika ada seekor burung gagak yang sedang kehausan dan terbang mencari air. Tibalah ia pada suatu pohon yang di bawahnya terletak sebuah kendi berisi air. Gagak tersebut mencoba minum dari kendi tersebut, tetapi tidak bisa. Ia menghadapi tantangan bahwa leher kendi itu cukup dalam dan paruhnya tidak dapat meraih air yang ada di dalam kendi. Ia terus berusaha sampai kelelahan, namun ia tidak mau berhenti berusaha. Ia melihat banyak kerikil di sekelilingnya lalu sedikit demi sedikit dimasukkanlah kerikil itu ke dalam kendi. Akhirnya, dengan kegigihan dan kekuatan yang dimiliki dalam memasukkan kerikil satu persatu ke dalam kendi, air yang ada di dalam kendi naik ke permukaan.
Dalam Injil hari ini, Yesus berdoa agar Bapa memelihara dan melindungi para murid. Para murid yang telah dididik, tidak ditinggalkan begitu saja, tetapi dijanjikan Roh Kudus. Yesus sadar bahwa setelah Ia meninggalkan dunia ini, banyak orang yang akan membenci para murid. Apa yang diajarkan oleh Yesus dan kemudian diwartakan para murid tidak disukai dunia karena bertentangan dengan yang jahat. Hal yang menarik adalah Yesus tidak memohon agar Bapa mengambil para murid dari dunia, melainkan memohon agar Bapa melindungi para murid dari yang jahat. Dengan adanya perlindungan dari Bapa, para murid diharapkan menjalankan misi pewartaan dengan semangat dan sukacita walaupun banyak halangan dan tantangan.
Lambat laun dunia yang kita tinggali semakin diisi dengan hal yang canggih, nyaman, dan memudahkan pekerjaan manusia. Sadar tidak sadar manusia dididik menjadi manusia yang lemah. Menurut beberapa pengamat generasi sekarang tidak tahan akan kesulitan dan halangan, maunya yang enak dan instant, bahkan cenderung menghindari proses yang terlihat rumit. Kita sebagai pengikut Kristus tidak diharapkan menjadi orang yang lemah dan takut akan kesulitan. Yesus telah memohonkan perlindungan Bapa untuk para murid dan kita tentunya agar kuat menghadapi kesulitan. Yesus tidak ingin kita lari dari kesulitan dan menjadi manja, sehingga Ia tidak meminta Bapa untuk menarik kita dari dunia. Kesulitan yang kita alami dapat berupa celaan, godaan berbuat jahat, godaan meninggalkan iman, godaan duniawi, putus asa, dsb. Akhir-akhir ini pun kita mengalami kesulitan akibat pandemic Covid-19.
Dalam suatu kesempatan, Paus Fransiskus pernah berkata “hidup adalah sebuah perjalanan. Ketika kita berhenti, banyak hal tidak berjalan dengan benar.” Nasehat Paus ini senada dengan permohonan Yesus kepada Bapa bahwa ketika ada cobaan dan tantangan yang diperlukan adalah kekuatan dan keberanian untuk terus berjalan dan menghadapinya, bukan lari. Salah satu karunia Roh Kudus yang dipercayai Gereja adalah Roh Keperkasaan. Roh ini akan menguatkan orang yang lemah agar tabah dan kuat menghadapi kesulitan dan derita. Kekuatan ini datang karena Allah yang senantiasa menuntun dan melindungi manusia. Oleh karena itu, dengan bantuan Roh Keperkasaan, iman kita semakin dikuatkan dan semakin berani untuk menjauhkan diri dari yang jahat, kesedihan, kelicikan, kemalasan, ketakutan, dan keputus-asaan. pandemic Covid-19 membuat semua orang waswas dan khawatir, tetapi mari kita mohon Roh Keperkasaan agar memberikan kita keberanian untuk melawan keputus-asaan dan tidak peduli. Dengan demikian, akan selalu ada iman yang penuh dengan pengharapan.
[Fr. Ignatius Bahtiar]“Tuhan Yesus, terima kasih atas perhatian-Mu yang besar kepada kami, anak-anak-Mu. Ampunilah kami yang sering lari dan kalah tatkala menghadapi kesulitan dan cobaan. Curahkanlah Roh Keperkasaan agar kami semakin berani dan kuat menghadapi kesulitan dunia, sehingga dapat mewartakan nama-Mu dalam kehidupan kami”