Gelar Sarasehan, Komsos KWI Ajak Penggiat Komsos se-Indonesia Untuk Saling Bersilaturahmi

Loading

Kemajuan teknologi digital memungkinkan terbangunnya sebuah komunikasi yang tidak dibatasi ruang, waktu dan diferensiasi kategori usia. Hal ini membawa dampak perubahan yang mengubah cara berperilaku orang dalam berkomunikasi.

Di era digital seperti sekarang ini, orang-orang  cenderung dapat dengan mudah berkomunikasi menggunakan berbagai platform media komunikasi sosial yang tersedia. Namun tentu saja ada berbagai dampak yang tercipta dari kemudahan penggunaan sosial media. Jika dimanfaatkan dengan baik, sebenarnya kehadiran media komunikasi sosial dapat dimanfaatkan berbagai kalangan dalam menciptakan ruang-ruang yang digunakan untuk bertukar informasi dan inspirasi karya yang berguna bagi sesama.

Dalam hal ini, Gereja Katolik sudah sejak lama merespon secara positif kehadiran media komunikasi sosial. Gereja Katolik melihat bahwa kehadiran media komunikasi sosial dapat dijadikan sebuah sarana dalam berkatekese di era digital. Seperti yang diungkapkan oleh Paus Yohanes Paulus II dalam dokumen Inter Mirifica, bahwa media komunikasi sosial merupakan penemuan teknologi yang mengagumkan.

Karena itu Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) adalah garda terdepan dalam menyampaikan warta kebenaran Gereja Katolik yang menjunjung kasih dan kebenaran akan informasi yang disampaikan. Tidak jarang anggota Komisi Komsos di keuskupan maupun paroki dituntut untuk melek teknologi dan selalu mengikuti tren masa kini agar dapat menjangkau berbagai kalangan dalam mengabarkan pewartaan. Melihat hal ini, Komisi Komsos Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) berinisiatif mengadakan kegiatan yang bertajuk ‘Sarasehan Mimin Medsos’. Kegiatan yang berlangsung pada hari Jumat (20/8/2021) sore ini diikuti oleh para penggiat komsos dari berbagai paroki dan keuskupan yang ada di Indonesia.

Kegiatan yang diadakan melalui platform zoom meeting pada pukul 17.00-19.00 WIB ini, dijadikan sebagai ajang bersilaturahmi dan curhat antar penggiat komsos se-Indonesia dalam menjalankan tugas pelayanan di Gereja. Dalam sesi curhat ada berbagai cerita menarik dari pengalaman-pengalaman dalam dinamika pelayanan sebagai penggiat komsos.

Beberapa diantaranya adalah pengalaman dari RD Stefanus Jemmy Fantaw yang merupakan Ketua Komisi Keuskupan Malang. Ia membagikan pengalamannya dalam pelayanan di Komisi Komsos di keuskupannya, hingga saat ini Ia terus berupaya untuk mendorong Orang Muda Katolik (OMK) di Keuskupan Malang dapat aktif terlibat dalam pelayanan-pelayanan di Komisi Komsos.

Berbeda lagi yang dialami oleh Caecilia Amanda. Sebagai anggota Komisi Komsos Keuskupan Bandung sekaligus admin media sosial Instagram Komsos Keuskupan Bandung, dia bercerita bahwa meskipun menjadi seorang admin adalah karya sosial namun perlu membangun sikap disiplin diri dan konsisten untuk mengunggah postingan di akun-akun media sosial yang ia pegang.

Lebih lanjut, ia juga berharap agar para penggiat komsos dapat terus menjunjung etika dalam berkomunikasi dan ketika menggunakan media sosial. Untuk itu, penggiat komsos perlu berhati-hati dalam bermedia sosial serta memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan warta kebaikan dan menjunjung tinggi kebenaran informasi.

(Maria/Komsos Keuskupan Bogor)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks