Gerak Langkah Keuskupan Bogor Dalam Proses Sinode Para Uskup Tingkat Keuskupan

Loading

Seperti yang kita ketahui bersama, pada tanggal 9-10 Oktober 2021 yang lalu Paus Fransiskus secara resmi membuka rangkaian Sinode Para Uskup ke XVI yang memiliki tema “Untuk Gereja Sinodal: Persekutuan, Partisipasi, dan Misi”  di Roma. Pada Sinode Para Uskup kali ini diadakan secara berbeda karena bukan hanya para uskup yang bersidang namun Paus Fransiskus juga memanggil seluruh gereja untuk bersinode. Dimulai dari Gereja-gereja Partikular/Keuskupan, Regional/Kontinental dan Mondial. 

Pada fase awal sinode yaitu tahap keuskupan (Gereja Partikular), yang dimulai dari tanggal 17 Oktober 2021 ini diharapkan keuskupan-keuskupan di seluruh dunia mengadakan seremoni pembukaan sinode secara serentak di keuskupan masing-masing. Di tahap keuskupan ini bertujuan untuk menggerakan sebuah proses konsultasi yang luas untuk mengumpulkan pengalaman sinodalitas yang dihidupi, dalam berbagai ekspresi dan aspek, yang melibatkan para Gembala dan umat beriman Gereja-gereja lokal di semua tingkatan yang berbeda, melalui sarana-sarana yang paling memadai seturut realitas lokal tertentu (bdk. Vademecum 1.5 Pengalaman di Tingkat Lokal) 

Di Keuskupan Bogor, seremoni pembukaan Sinode Para Uskup ke XVI Tahap Keuskupan digelar pada hari Minggu, 17 Oktober 2021 yang diawali dengan Perayaan Ekaristi lalu dilanjutkan dengan sosialisasi dan refleksi sinode yang dilaksanakan di Aula Magnificat lantai 4 Gedung Pusat Pastoral Keuskupan Bogor pada pukul 13.30 WIB. 

Berjalan Bersama 

Mgr Paskalis Bruno Syukur selaku Uskup Keuskupan Bogor mengawali acara dengan sambutannya. Dalam sambutannya, Mgr Paskalis mengatakan bahwa Sinode Para Uskup yang biasanya diperuntukan dan hanya dihadiri oleh Uskup-uskup sedunia pada kali ini Paus Fransiskus mengajak seluruh umat yang telah dibaptis untuk turut berpartisipasi dalam semangat sinode. Pembaruan ini ditujukan agar kita semua semakin mencintai Gereja.

Lanjutnya, Mgr Paskalis menyampaikan beberapa poin dalam menjalani proses sinode yaitu: 

  1. Semangat spirit Roh itu perlu dijamin dalam pelaksanaan, maka disarankan ada retret-retret pembaruan dapat dipikirkan terjadi di paroki-paroki 
  1. Sinodalitas ini dapat juga disebut modus vivendi yang berarti cara hidup, dan modus operandi yang berarti cara bergerak atau cara bertindak di Gereja kita. Sinode-sinode yang sudah dilakukan di Keuskupan Bogor merupakan tanda bahwa Keuskupan Bogor mau membangun kebersamaan. Mohon diperhatikan agar selama sinode ini berjalan dapat tampak pembaruan dan sungguh-sungguh mewujudkan persekutuan kita dalam semangat kebersamaan. 
  1. Perjalanan sinodalitas ini bukan hanya untuk berjalan bersama umat di Keuskupan Bogor, tetapi juga dengan masyarakat bangsa Indonesia diharapkan dengan adanya Kevikepan Masyarakat yang membantu tugas uskup kita dapat berjalan bersama dengan masyarakat bangsa Indonesia yang beragam. 
  1. Sinodalitas ini diharapkan menjadi gerak bersama seluruh umat di Keuskupan Bogor dan dapat terlibat dengan caranya masing-masing. 
  1. Dalam sinode ini ditekankan bahwa yang terpinggirkan, atau yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dapat kita gandeng dan rangkul untuk berjalan bersama. 

Mengarahkan Diri Pada Tugas Perutusan 

RD Yohanes Suparta selaku Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Bogor yang juga merupakan Ketua Umum Sinode Para Uskup Tahap Keuskupan memberikan pemaparan dalam pengantar umum persiapan Sinode Para Uskup Tingkat Keuskupan. 

Ia mengatakan bahwa Sinodalitas Gereja tampaknya menjadi gagasan dasar atau fundamental dari Bapa Suci Paus Fransiskus dalam pembaharauan Gereja secara berkesinambungan melalui suatu pertobatan pastoral dan misionaria. Berjalan bersama merupakan warisan yang sangat berharga dari Gereja Perdana, yang bahkan menjadi hakekat dari Gereja sendiri, menjadi cara Gereja untuk ada dan hidup (modus vivendi) serta cara Gereja berkarya (modus operandi) dalam mewujudkan misi keselamatan Allah.

Di sisi lain dalam sejarah Gereja kita melihat bahwa, kolegialitas  para uskup bersama Paus oleh Paulus VI ditandai dengan dibentuknya mekanisme Sinode Para Uskup. Langkah yang merupakan buah dari Konsili Vatikan II, sejak ditetapkan oleh Paulus VI dalam Motu Proprio Apostolica Sollicitudo (15 September 1965) itu telah berbuah nyata dalam mewujudkan upaya sinodalitas dalam Gereja. 

Dengan semangat Gereja yang “berjalan bersama” itu, Paus Fransiskus dalam Konstitusi Apostoliknya, Communio Episcopalis (15 September 2018) menuliskan bahwa, setelah lebih dari 50 tahun berjalannya wadah Sinode Para Uskup perlu semakin diarahkan agar wadah tersebut tidak lebih sibuk untuk mempertahankan atau menjamin dirinya sendiri sebagai Gereja, namun mengarahkan diri pada tugas perutusan dasar Gereja untuk mewartakan Injil. Oleh karena itu Gereja, lewat Sinode Para Uskup, perlu lebih memusatkan diri pada identitas serta perutusan tersebut, yakni aspek misioner Gereja.

“Dengan kelonggaran hati kita, seraya memohon selalu terang Roh Kudus, semoga kita dapat ambil bagian dalam membangun communio Gereja yang semakin dinamis demi terwujudnya misi keselamatan Allah bagi dunia kita, bagi masyarakat kita, yang secara konkret menjadi konteks hidup kita sehari-hari di Keuskupan Bogor ini, ” Pesan Romo Parto. 

Ikut Serta Dalam Proses Sinode

Oleh karena itu, tujuan dari diadakan Sinode Para Uskup di tahap keuskupan ini adalah untuk berkonsultasi dengan Umat Allah sehingga proses sinodal dilaksanakan dengan mendengarkan semua orang yang dibaptis. Dengan mengadakan pertemuan sinode ini, Paus Fransiskus mengundang semua orang yang dibaptis untuk ikut serta dalam proses sinodal yang dimulai di tingkat keuskupan. 

Keuskupan-keuskupan diminta untuk mengingat kembali bahwa subjek utama pengalaman sinodal ini adalah semua orang yang dibaptis. Perhatian khusus hendaknya diberikan untuk melibatkan orang-orang yang mungkin berisiko diabaikan seperti para perempuan, orang-orang difabel, para pengungsi, para migran, para lanjut usia, orang-orang yang hidup dalam kemiskinan, dan orang-orang Katolik yang sangat jarang atau bahkan tidak pernah mempraktikkan iman mereka. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks