Peka

Loading

Kamis, 11 November 2021

PEKAN BIASA XXXII

Pw. St. Martinus dr Tours, Usk. (P)

Keb. 7:22-8:1; Mzm.119:89.90.91.130.135.175;

Luk.17:20-25

Yesus datang ke dunia untuk mewartakan Kerajaan Allah. Tetapi rupanya hal itu masih belum dipahami dengan sungguh oleh sebagian kalangan. Bagi orang-orang Farisi, Kerajaan Allah adalah sesuatu misteri besar yang kelak akan datang tetapi tidak diketahui kapan datangnya. Karena itulah mereka bertanya kepada Yesus, kapan Kerajaan Allah datang.

Apa yang dipahami oleh orang-orang Farisi tidak sepenuhnya salah. Hanya saja mereka masih berkutat dalam pemahaman akan misteri yang ada jauh di sana dan belum ada sekarang ini. Sebagai orang beriman kita pun menantikan datangnya Kerajaan Allah pada saat akhir zaman. Tetapi janganlah melupakan bahwa Kerajaan Allah telah hadir di antara kita sekarang ini. Pelu dipahami Kerajaan Allah bukan hanya menyangkut soal dimensi waktu dan tempat yang menjadi misteri, melainkan juga menyangkut soal suasana atau situasi. Artinya, dalam kehidupan sehari-hari kita di dunia pun Kerajaan Allah sungguh hadir dalam situasi damai sejahtera, bahkan dalam hal-hal yang sangat sederhana sekalipun.

Santo Martinus dari Tours yang perayaannya hari ini kita peringati memberikan teladan bagaimana menjadi peka akan situasi Kerajaan Allah itu. Dikisahkan ketika masih menjadi perwira Romawi, Martinus berjumpa dengan pengemis yang kedinginan. Karena tergerak oleh belaskasihan, ia pun membagi dua mantol yang dikenakannya dan diberikan kepada pengemis itu. Di malam yang sama, ia mendapat penglihatan Yesus mengenakan mantol sama seperti yang diberikan untuk pengemis itu. Itulah awal dari transformasi hidup Santo Martinus dari Tours yang dikemudian hari ketika ia menjadi uskup pun masih melakukan hal yang sama, yakni membangun suasana kasih dan damai kepada sesama.

Lantas bagaimana dengan kita yang setiap hari mendaraskan Doa Bapa Kami, “Datanglah Kerajaan-Mu…”, apakah kita sudah peka akan Kerajaan Allah yang hadir di hidup kita? Apakah hati kita sudah tergugah untuk menciptakan suasana atau situasi damai sejahtera kepada sesama kita?

Fr. Vinsensius Peter Ardi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!