Sabtu, 29 Januari 2022
Pekan Biasa III
Bacaan 1 : 2Sam. 12:1-7a,10-17;
Mzm. 51:12-13,14-15,16-17;
Injil : Mrk. 4:35-41.
Dalam eksistensi manusia, ada banyak faktor yang membuat manusia merasa takut. Ketakutan itu muncul dan selalu membayangi hati dan pikiran manusia. Terkadang, manusia merasa takut karena tidak ada harapan baru yang sesuai dengan apa yang diinginkannya. Seseorang merasa takut karena tidak siap menghadapi realita dalam hidupnya. Seseorang merasa takut karena ada tekanan dari sesamanya. Seseorang merasa takut karena mendapat ancaman yang berasal dari alam. Ketakutan-ketakutan seperti itu menjadikan manusia merasa lemah dan tak berdaya. Iman yang diyakininya sebagai dasar dan pedoman hidup runtuh seketika karena rasa takut yang dialaminya. Lalu, apakah Tuhan akan diam melihat ketakutan yang kita rasakan?
Saudara-saudari yang terkasih, ketika kita membuat judgement bahwa Tuhan itu “diam” atau “tidur” dibalik rasa takut dan kelemahan kita, berarti kita tidak percaya kepada Tuhan. Rasa ketidakpercayaan kepada Tuhan itu harus kita hilangkan dari hati dan pikiran kita. Kita harus percaya bahwa Tuhan akan bekerja dalam setiap tindakan dan keputusan yang telah kita buat. Sebab, Tuhan tidak membiarkan seseorang untuk hidup dalam ketakutan dan kelemahan. Sikap percaya dan doa yang kita panjatkan kepada Tuhan akan memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang ketakutan. Kita harus tetap percaya dibalik keputusan dan harapan kita ada Roh Kudus yang membimbing dan menyertai kita.
Injil pada hari ini mengajarkan kita untuk tidak takut dengan keadaan yang kita alami, sehingga kita harus meyakini Yesus Kristus sebagai jalan hidup kita. Hal itu ditekankan Yesus pada saat murid-murid-Nya takut karena angin ribut yang menyerang mereka. Yesus hanya meminta mereka diam dan tenang tetapi angin ribut itu diredakan. Belajar dari murid-murid-Nya, kita tidak cukup percaya kepada Yesus Kristus hanya setengah-setengah. Kepercayaan yang kita bangun harus secara penuh kepada Yesus. Kepercyaan kita kepada Yesus akan membawa ketenangan dan keberanian dalam menghadapi segala ketakutan dalam hidup. Kita harus yakin bahwa segala keputusan dan tindakan kita, ada Yesus yang menjaga dan mengaruniai kita.
Fr Yakobus Nurwahyudi