Rabu, 02 Februari 2022
Pesta Yesus Dipersembahkan di Kenisah
Bac I : Mal 3:1-4
Mzm 24:7.8.9.10;
Ibr 2:14-18
Bac Injil : Luk 2:22-40
Saudara-saudari yang terkasih, setiap anak-anak memiliki cita-cita maupun impiannya masing-masing. Ada yang bercita-cita menjadi seorang dokter, polisi, tentara, guru, youtuber, gamers, pastor, suster, bruder, dsb. Berangkat dari cita-cita serta impiannya tersebut, setiap anak berusaha untuk mewujudkan cita-citanya serta impiannya. Akan tetapi, seringkali anak-anak mengubah cita-citanya dan bahkan tidak dapat menggapai cita-citanya. Salah satu alasannya ialah ketidakpercayaan diri seorang anak untuk menggapai cita-citanya.
Hari ini kita merayakan pesta Yesus dipersembahkan di Bait Allah. Dalam bacaan hari ini, kita mendengarkan kisah Yesus yang bertumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan Yesus tidak terlepas dari faktor eksternal serta internalnya. Sosok orang tua menjadi peran yang penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan Yesus. Keteladanan orang tua Yesus menjadi faktor utama yang menumbuh kembangkan Yesus menjadi sosok yang luar biasa. Melalui mereka pula, Yesus dihantarkan selangkah lebih dekat dengan Allah.
Sebagai seorang ayah, ibu, kakak maupun adik, kita bertanggung jawab untuk senantiasa menyertai, membimbing dan mengarahkan seorang anak menuju cita-citanya. Perasaan ketidakpercayaan diri atau insecure muncul karena kelemahan diri yang berhadapan dengan tantangan kehidupan yang berat serta pelik. Oleh karena itu, mereka membutuhkan dukungan atau support khususnya dari keluarga.
Saudara-saudari yang terkasih, merenungkan bacaan Injil hari ini maka kita diajak untuk menjadi support system. Kita diajak untuk menjadi support system bagi keluarga kita, khususnya anak-anak. Kita dapat mewujudkan support system melalui banyak, seperti memberikan dukungan secara spiritual, moril serta material. Dibalik semua itu, satu pertanyaan reflektif bagi semua “sudahkan kita menjadi support system bagi keluarga kita atau malah kita yang menjadi batu sandungan bagi mereka?”