Pengalaman Kedosaan Berbuah Manis

Loading

Minggu, 06 Februari 2022

Pekan Biasa V

Bac I Yes ^:1-2a.3-8

Mzm 138:1-2a.2bc-3,4-5.7c-8

Bac II 1Kor 15:1-11

Injil Lukas 5:1-11

Dalam pengalaman sehari-hari, tentu kita akrab dengan ungkapan ‘maaf anda belum beruntung, silahkan mencoba kembali’ . Ungkapan ini sering kita dengar misal saat mendapat undian untuk dorprize atau hadiah dalam kemasan makanan ringan. Ungkapan ini mengandaikan pribadi kita yang terkadang sudah berusaha se-maksimal namun belum mendapat hasil yang memuaskan. Dalam upaya mencoba kembali, terkadang kita gagal. Hingga akan ada saatnya bahwa kita menghalalkan segala cara untuk tujuan itu tercapai. Cara yang dilakukan anggaplah suatu hal yang negatif sehingga bisa dikatakan perbuatan itu sungguh tidaklah baik.

            Perbuatan ini tentu berujung pada dosa. Kita menjadi manusia yang berdosa oleh karena perbuatan yang tidak baik. Sejujurnya, tidak diinginkan untuk melakukan perbuatan yang tidak baik namun demi apapun itu segala cara dilakukan. Kemudian, sampai pada pertobatan dan dosa kita diampuni oleh Allah. Ada suatu pembersihan diri dari dosa yang telah kita perbuat. Penghapusan dosa mengajarkan kita untuk berbenah diri sehingga kebaikan itu yang kita tampilkan untuk suatu karya perutusan selanjutnya.

            Dari hal ini kita bisa memaknai bahwa pada akhirnya kita adalah pribadi yang diutus. Pribadi yang diutus ialah pribadi yang mau melihat, yang mau mengalami, dan mau mewartakan kembali kabar baik kepada siapapun dan dimanapun itu. Kita diundang untuk selalu ambil bagian dalam karya keselamatan Allah. Penegasan Yesus kepada Simon yakni ‘Jangan Takut’ juga menunjukkan bahwa tidaklah pernah Yesus ingin membuat kita takut. Yesus justru ingin membuat kita berani mewartakan keselamatan itu sendiri. Dengan demikian kita bisa melihat dan kita tahu serta mengalami bahkan memaknai semua peristiwa ini adalah rancangan Tuhan untuk hidup kita yang patut kita syukuri.

            Oleh karena itu, marilah kita semakin menegaskan diri kita bahwa kita sesungguhnya adalah unik dengan kemampuan dan ciri khas masing-masing. Keunikan ini justru yang membuat kita semakin diajak oleh Allah untuk mewartakan keselamatan dan memberi berkat, serta membawa sukacita dimanapun kita berada.

Diakon Wolfgang Amadeus Mario Sara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks