Kamis 17 Februari 2022
Pekan Biasa VI
Yak. 2:1-9;
Mzm. 34:2-3,4-5,6-7;
Mrk. 8:27-33.
Suatu sore terdapat dua orang pemuda yang sedang berjalan bersama. Dalam perjalanan mereka melihat seorang bapak tua yang sedang kesusahan mendorong gerobak sampahnya. Lalu pemuda yang satu mengatakan kepada pemuda yang lain “eh bantuin tuh bapak yuk, kayaknya lagi kesusahan tuh si bapak” tetapi pemuda lainnya membalas dengan ketus “ihh ogah banget gua bantuin tuh orang, bau nanti gua keringetan sama bau sampah, males ah”. Lalu mereka melalui bapak tersebut begitu saja. Tidak lama kemudian mereka berdua melihat seorang perempuan yang kesusahan dengan mobilnya. Lalu pemuda pemalas tadi sangat menggebu-gebu untuk membantu perempuan tersebut.
Penggalan cerita tersebut membantu kita semua dalam memahami makna bacaan injil pada hari ini. Yesus melarang petrus untuk mengatakan kepada orang banyak bahwa dia adalah mesias. Saat itu larangan diberikan oleh Yesus karena hal tersebut bisa menimbulkan perkara yang disebabkan oleh perkataan Petrus. Status yang diungkapkan Petrus bisa merubah persepsi orang mengenai Yesus sehingga dia melarang Petrus dan siapapun yang ada di sana. Yesus tidak ingin orang melakukan sesuatu dengan tidak tulus. Melakukan sesuatu karena berharap imbalan adalah hal yang tidak sesuai dengan kehendak Allah. Hal seperti itu hanyalah apa yang dilakukan oleh orang yang dikuasai oleh pikiran duniawi.
Berlaku tulus tanpa berharap imbalan adalah hal yang diharapkan oleh Allah. Ketika seseorang terjebak dalam pilih kasih maka dirinya akan membeda-bedakan orang dari status, penampilan, gaya hidup dan harta. Lebih-lebih ketika dirinya telah membedakan kepada siapa saja dia harus berlaku baik. Akan tetapi ketika seseorang melakukan sesuatu atas dasar ketulusan maka dia tidak akan terjebak dalam nafsu duniawi.
Berawal dari hal kecil bisa menjadi perangkap yang besar. Tidak menutup kemungkinan orang yang melakukan sesuatu karena berharap imbalan akan meninggalkan Allah. Dalam peziarahan di dunia ini, berada di jalan panggilan menjadi umat krisitiani tidaklah mudah. Akan ada begitu banyak tantangan dan rintangan. Namun bukan berati kita menghindar dari itu semua. Tantangan dan rintangan bisa dihadapi dengan perantaraan tangan Allah.
FR. Alexander Leison Jordan