KEUSKUPANBOGOR.ORG- Situasi pandemi saat ini mengakibatkan krisis multidimensi di berbagai sektor kehidupan. Termasuk dalam bidang iman. Tidak dapat dipungkiri, situasi pandemi menciptakan keterbatasan dalam ruang gerak Gereja. Namun, keterbatasan tersebut bukan berarti menjadi halangan dalam melayani kebutuhan umat. Menggerakan upaya kreatif dalam ruang digital menjadi salah satu pilihan saat ini dalam memfasilitasi kebutuhan pastoral.
Hal tersebut menjadi bahasan dalam webinar yang diselenggarakan oleh Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (Komsos KWI), pada hari Kamis (17/2/2022). Webinar yang bertajuk “Kreatif Melayani Umat di Ruang Digital” ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Listening Series-Study Day Pelaku Karya Komsos Indonesia.
Webinar Komsos Listening Series ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh Komsos KWI dan diselenggarakan dalam rangka menyambut Hari Komunikasi Sosial Sedunia ke-56 yang jatuh pada tanggal 29 Mei 2022 mendatang.
RD Steven Lalu selaku Sekretaris Eksekutif Komisi Komsos KWI mengatakan bahwa rangkaian webinar Komsos Listening Series ini rutin dilaksanakan setiap bulan dan merupakan upaya mempersiapkan diri menyambut Hari Komunikasi Sosial Sedunia. Selain itu, kegiatan ini juga merupakan suatu langkah dalam mendengarkan kebutuhan pastoral Komsos, khususnya dalam mewujudkan Gereja yang ramah digital. Ia pun mengajak para pegiat Komsos di Indonesia untuk secara aktif mendengarkan sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Paus Fransiskus yang secara khusus berpesan untuk “Mendengarkan Dengan Telinga Hati,” dalam menyambut Hari Komunikasi Sosial Sedunia ini.
Upaya Kreatif Dalam Memfasilitasi Umat
Webinar yang mengundang RD Semuel Sirampun selaku Ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Makasar sebagai salah satu narasumber ini dihadiri oleh para pegiat Komsos se-Indonesia.
Romo Semuel pada kesempatan ini membagikan kisah latar belakang terciptanya aplikasi Jalan Hidup Katolik (JHK) yang menjadi wadah dalam memfasilitasi umat di Keuskupan Agung Makasar khususnya di ruang digital. Dalam kisahnya Ia menceritakan bahwa terciptanya aplikasi JHK ini merupakan salah satu upaya kreatif yang dilakukan dalam menjawab kebutuhan umat di masa pandemi ini, khususnya dalam kebutuhan iman dan persoalan-persoalan hidup beriman.
“Situasi yang memprihatinkan di masa pandemi ini menggerakan Profesional dan Usahawan Katolik (Pukat) Keuskupan Agung Makasar dalam menggagas sebuah aplikasi yang dapat menjawab kebutuhan iman umat serta dalam memperluas wawasan beriman di platform yang dapat dipertanggungjawabkan. Gagasan ini kemudian disampaikan kepada Komsos dan kami menyambutnya dengan baik. Setelah itu, gagasan dibawa ke Kuria Keuskupan dan disosialisasikan ke komisi-komisi. Semua komisi sungguh mendukung kehadiran aplikasi ini.” tutur Romo Semuel.
Lebih lanjut, Romo Semuel mengatakan bahwa aplikasi JHK sungguh menjadi pendukung dalam wadah pewartaan di media sosial yang kreatif dan bisa dipertanggungjawabkan. Ia pun menegaskan bahwa aplikasi JHK hadir dengan beberapa ruang yang menjawab kebutuhan umat, bukan hanya mengenai wawasan iman tetapi juga dalam sektor kehidupan.
Aplikasi Penyedia Pelayanan Bagi Umat
Ir. Raymond Ardan Arfandy selaku Founder Aplikasi Jalan Hidup Katolik (JHK) menjelaskan bahwa gagasan aplikasi JHK muncul sebagai sebuah keprihatinan akibat dampak dari pandemi covid-19 yang menyebabkan ruang pertemuan secara fisik kurang memungkinkan dan interaksi antara Imam dan umat menjadi terbatas.
Selain itu menurut Raymond, Ia melihat bahwa ruang digital belum dimanfaatkan secara maksimal. Padahal ruang digital dapat dimanfaatkan sebagai sarana mempererat komunikasi. Tidak hanya itu, ruang digital juga dapat menjadi sarana pewartaan baru di Gereja Katolik.
Maka digagaslah JHK menjadi media di ruang digital yang menjembatani hubungan antar umat, hierarki dan para Imam yang berada di wilayah Keuskupan secara daring dan live. Selain itu, JHK juga dirancang untuk membantu umat Katolik yang membutuhkan bimbingan rohani dengan Imam secara daring dan mendalam.
Aplikasi JHK memiliki ruang-ruang yang dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang dimiliki umat. Seperti fasilitas di ruang ‘Bimbingan Rohani’ yang memungkinkan umat untuk berkonsultasi secara virtual ke Imam. Dalam ruang ini, Imam juga dapat mendoakan umat.
Adapula ruang ‘Warung Umat’ yang menjadi sarana umat atau pelaku UMKM untuk mempromosikan usaha dagangan. Selain itu adapula ruang ‘Persembahan Kasih’ yang memungkinkan umat untuk menyalurkan bantuannya berupa donasi ke mereka yang membutuhkan
Meski baru diluncurkan dalam pada tanggal 25 September 2021 lalu, Raymond mengatakan bahwa Ia dan timnya tengah menyiapkan ekspansi untuk menggandeng keuskupan-keuskupan lain untuk bekerjasama.
Profesionalitas Dalam Pelayanan
Hal yang dilakukan oleh Romo Semuel, Raymond dan tim begitu diapresiasi oleh para pegiat Komsos yang hadir pada webinar siang itu, bukan hanya karena peluang kerjasama yang ditawarkan tetapi juga karena eksekusi dalam menjalankan aplikasi JHK begitu profesional dan menjadi salah satu transformasi pastoral yang menjawab kebutuhan pelayanan kepada umat.
Seperti yang dikatakan oleh Romo Steven Lalu, “yang menjadi poin penting adalah untuk dapat kreatif di dunia pelayanan digital butuh profesionalitas,”
Senada dengan yang diungkapkan oleh RD Reynaldo Antoni Haryanto selaku Ketua Komsos Keuskupan Agung Jakarta yang mengatakan bahwa Ia mengapresiasi aplikasi JHK yang dapat dijalankan dengan eksekusi yang sangat baik. Dalam menjalankan aplikasi ini perlu ada tim tersendiri yang dibentuk secara profesional agar kebutuhan umat dapat terlayani dengan baik.
Komsos Keuskupan Bogor