Rabu, 6 April 2022
Hari Biasa Pekan V Prapaskah
Bacaan Pertama : Dan. 3:14-20,24-25,28
Mzm Tanggapan : Dan. 3:52,53,54,55,56
Injil : Yoh. 8:31-42
“Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku tidak beroleh tempat di dalam kamu.” Yoh 8:37
Bacaan Injil hari ini mengisahkan kembali pertikaian Yesus dengan orang-orang Yahudi. Keduanya memperdebatkan persoalan kebebasan sebagaimana yang ditanyakan orang Yahudi kepada Yesus: Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka? (lih. Yoh 8:33). Pernyataan orang Yahudi dalam ayat ini cukup menarik untuk direfleksikan secara lebih lanjut. Sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada Yesus, pada satu sisi, mereka mengakui bahwa mereka merupakan keturunan Abraham. Akan tetapi, di sisi lain, mereka menyangkal bahwa mereka tidak pernah menjadi hamba dari siapa pun. Padahal, jika kita melihat kembali kisah dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel diperbudak bangsa Mesir dalam waktu yang cukup lama.
Dalam Perjanjian Lama, Allah pernah meminta Abraham untuk mempersembahkan Ishak sebagai kurban di Bukit Moria (Kej 22:2). Meski demikian, Allah memberikan seekor anak domba yang kemudian menggantikan Ishak sebagai kurban bagi Allah. Kisah ini menjadi penting untuk memahami niat orang Yahudi yang ingin ‘membunuh’ Yesus. Yesus merupakan gambaran Anak Domba yang disediakan Allah bagi Abraham sebagai pengganti Ishak. Anak domba tersebut menggantikan posisi Ishak, sehingga membuat Ishak selamat dan “tetap hidup”. Keselamatan yang sama yang dihadirkan Allah bagi dunia dalam Perjanjian Baru nyatanya sungguh memperbaharui perjanjian antara Israel sebagai bangsa terpilih dengan Allah. Ke-baru-an itu akhirnya tidak hanya sekedar janji, melainkan sebuah kenyataan hidup yang kini diterima umat beriman Kristiani.
Dalam masa Prapaskah ini, kita kembali diingatkan akan anugerah keselamatan yang kita terima. Yesus telah mati dan bangkit untuk menyelamatkan kita dari perbudakan dosa. Sebagai akibatnya, kita bukan hanya menerima keselamatan selama di dunia ini. Akan tetapi kita juga akan menerimanya kelak dalam kehidupan kekal di surga. Pertanyaan menarik yang patut untuk kita renungkan kembali adalah: Harus sampai berapa kali Anak Domba itu dikurbankan demi menggantikan posisi kita yang seharusnya berhadapan dengan maut? Semoga permenungan ini membawa kita kepada suatu sikap hidup yang lebih baik lagi. Amin.
Fr. Christoforus Dominic F. L.