Sabtu, 30 April 2022
Hari Biasa Pekan Paskah II
Kisah Para Rasul 6:1-7
Mzm 33:1-2.4-5.18-19
Yohanes 6:16-21
Pada umumnya manusia selalu tinggal pada titik zona nyamannya. Bahkan tidak semua orang berani keluar dari zona nyamannya. Kebanyakan manusia tidak berani keluar dari zona nyamannya karena manusia takut kegagalan. Kegagalan adalah suatu pengalaman yang tidak dapat mudah diterima orang. Kegagalan juga dapat melahir kekecewaan bagi diri seseorang. Apalagi kegagalan itu telah banyak menguras usaha seseorang, hal itu menimbulkan kekecewaan yang amat mendalam. Maka didalam posisi ini sebagai orang beriman tentu akan bertanya mengapa Tuhan memberikan pengalaman pahit itu kepada diri kita.
Saudara-saudara yang terkasih para murid juga mengalami pengalam rasa takut saat mereka sedang berada di kapal yang membawa mereka. Bahkan ketika mereka melihat Yesus mereka juga semakin ketakutan. Tetapi dengan Sabda Tuhan mereka menjadi tenang dan damai. Menariknya dalam injil Yohanes di ceritakan bahwa dengan bersama Yesus mereka seketika itu mereka sampai kepada Tujuan. Dari alur cerita tersebut mengajak kita sebagai orang beriman untuk berefleksi tetang perjalan hidup.
Sebagai orang beriman tentu kita pernah bertanya mengapa kita hidup? Bahkan kita juga terkadang mempertanyakan hidup kita, karena dibenturkan dengan pengalaman hidup yang kita lalui. Apalagi pengalaman itu membuat kita banyak kecewa. Pertanyaan itu menjadi sangat penting bagi kita. Sebagai orang beriman pertanyaan itu adalah wajar karena dengan demikian kita mencoba mengenali hidup kita itu dengan sungguh-sungguh. Namun perlu kita mengarahkan pertanyaan itu kepada injil hari ini. bagaimana kita sering terjatuh dengan pergumulan hidup kita tanpa menyadari keterlibatan Tuhan didalamnya. Seperti para murid yang sedang ketakutan namun ketika mereka menyadari ada Yesus dan menyakinkan mereka juga damai dan sampai pada tujuan mereka.
Saudara-saudara yang terkasih, sebagai orang beriman kita juga harusnya sampai pada pengalaman para murid. Bagaimana kita jangan terlalu sibuk dengan pengalaman duniawi sehingga kita kehilangan arah. Maka dari itu marilah kita percaya pada Tuhan Supaya jangan sampai kita karena terlalu sibuk dengan pengalaman hidup kita dan mempersoalkan kebeneran Tuhan. Akan tetapi sesungguhnya biarlah kebenaran Tuhan menerangi persoalan hidup kita. Tuhan Yesus memberkati.
Frater Lamro Siregar.