Iman yang Berbuah

Loading

Selasa, 07 Juni 2022

1Raj. 17:7-16;

Mzm. 4:2-3,4-5,7-8;

Mat. 5:13-16.

Bacaan Injil hari ini menceritakan bagaimana Yesus mengajar tentang garam yang sudah tidak asin lagi. Perumpamaan tentang garam yang tidak asin lagi adalah cara Yesus dalam mengingatkan orang-orang tentang iman. Iman itu harusnya bisa berkembang dan bertumbuh seturut dengan perbuatan seseorang. Dalam artian, iman itu harus berbuah dan menghasilkan perbuatan yang baik dan benar. Seperti yang tertulis dalam Yakobus 2:17, “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.”

Melalui bacaan Injil hari ini, sebenarnya kita kembali diingatkan betapa pentingnya iman dan perbuatan itu harus selaras. Jangan sampai iman kita yang mungkin tidak sebesar biji sesawi inipun, tidak mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi, dari yang kecil inilah kita belajar untuk diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dokumen Gaudete et Exsultate nomor 33 dikatakan, “kita dipanggil dalam semangat evangelisasi baru untuk dievangelisasi dan untuk mengevangelisasi melalui pemberdayaan semua orang yang telah dibaptis, agar Anda bisa menjalankan peran Anda sebagai garam dan terang dunia di mana pun Anda berada.”

Walaupun demikian, iman itu tidak terlepas dari kehadiran rahmat Allah. Kita harus memiliki dasar bahwa iman itu juga adalah rahmat Allah. Kita tidak mampu beriman tanpa adanya bantuan dari Allah sebagai pemberi kehidupan. Oleh karenanya, iman itu harus disyukuri karena hal itu pemberian Allah yang diberikan secara cuma – cuma. Dengan kesadaran ini, berarti tanggung jawab kita adalah mengembangkannya. Sama halnya dengan perumpamaan tentang talenta, apabila tidak dikembangkan, kita akan dijatuhkan di tempat yang terdapat kertak gigi. Sebaliknya, dalam Matius 25:23 dikatakan, “Maka kata tuannya itu kepadanya: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.”

Fr. Elbert

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Enable Notifications OK No thanks