Kamis, 9 Juni 2022
Hari Biasa Pekan X
1 Raja-raja: 18:41-46;
Mzm 65:10 abcd. 10e-11.12-13;
Matius 5:20-26
Banyak rupa makanan yang sudah kita cicipi atau sekadar kita jumpai. Ada yang pedas, gurih, asin, asam, dan penampilannya pun beragam. Semua rupa tersebut bertujuan menggugah selera makan orang. Pernakah kita tertipu dengan sebuah makanan, misalnya penampilannya yang menarik membuat kita tergiur, namun setelah dicicipi rasanya sangat asin atau bahkan hambar. Sebagian orang tentu mengutamakan rasa dari sebuah makanan. Sebut saja tempe, makanan yang merakyat tersebut bila diolah dengan rasa yang unik pasti orang menyukainya. Intinya adalah rasa.
Saudara-saudari sekalian, injil hari ini unik karena Yesus membandingkan anak-anak-Nya dengan orang Farisi. Mengapa Yesus sampai membandingkan kita? Jawabannya sederhana, yaitu agar kita memahami dalam mengikuti Yesus harus penuh. Apa bedanya dengan orang yang tidak beragama. Bedanya hanya tertuliskan Katolik di dalam KTP. Kita sering menjumpai umat Katolik yang rajin ke Gereja, aktif mengikuti kegiatan Gereja dan doa bersama. Namun, menurut Yesus hal tersebut tidak cukup, tidak ada gunanya rajin ke Gereja bila hidup keseharian tidak dapat menghadirkan Tuhan.
Yesus mencintai kita dengan segala cara yang unik. Tuhan tidak menginginkan kita untuk hidup percuma. Mengikuti Yesus berarti mengikuti tindakan dan hati-Nya juga. Tidak hanya pergi ke Gereja tetapi juga menghadirkan Yesus dalam hidup keseharian. Layaknya perisa makanan yang membuat makanan jadi enak. Semoga tidak hanya tampilan kita yang menunjukkan Katolik tetapi juga tindakan kita. Tuhan Memberkati.
Fr. Albertus Andre