KEUSKUPANBOGOR.ORG- Setelah berproses dengan mengadakan rekoleksi Sinode Para Uskup di tingkat parokial dan dekanat yang melibatkan umat, para Klerus serta Lembaga Hidup Bhakti, Keuskupan Bogor kini menggelar rekoleksi Pra Sinode Sinode Para Uskup. Bertempat di Hotel Darmawan Park, Ole Cottage, Griya Dharma Wulan-Sentul Selatan, kegiatan ini berlangsung selama tiga hari pada tanggal 16-18 Juni 2022.
Peserta yang hadir berjumlah sekitar kurang lebih 100 orang yang merupakan para umat utusan paroki-paroki, klerus dan perwakilan lembaga hidup bhakti di Keuskupan Bogor. Para peserta akan berproses bersama dalam rekoleksi Pra Sinode Para Uskup di Keuskupan Bogor yang mengusung tema “Mendengarkan Roh Kudus dan Menjadi Teman Perjalanan Bagi yang Lain.”
Diawali Dengan Perayaan Ekaristi
Kegiatan di hari pertama yaitu pada hari Kamis (16/6/2022) dibuka dengan Perayaan Ekaristi yang dirayakan secara konselebrasi dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur selaku Selebran Utama didampingi oleh RD Yohanes Suparta, RD Robertus Untung Hatmoko, RD Mikail Endro Susanto, RD Marselinus Wisnu Wardhana, dan RD Andreas Arie Susanto.
“Rekoleksi adalah sebagai sintesa perjalanan selama delapan bulan yang telah dijalani bersama umat, klerus dan lembaga hidup bhakti. Kita meyakini bahwa Gereja Sinodal menjadi modus vinendi dan modus operandi yaitu cara hidup dan cara bertindak, ” tutur Mgr Paskalis mengawali.
Mgr Paskalis pun mengajak umat yang hadir untuk mau rendah hati dalam mendengarkan Roh Kudus yang berarti adalah mendengarkan Allah yang berbicara. Kesiapan dan kesediaan dalam menjadi teman seperjalanan membutuhkan komitmen untuk mau berjalan bersama. Mendengarkan dengan hati memampukan setiap dari kita untuk dikuatkan dengan sabda-Nya.
Buah Syukur
Dalam homili yang disampaikan oleh RD Mikail Endro Susanto. Ia mengatakan bahwa di dalam kehidupan ini, kita pasti pernah mengalami perjalanan-perjalanan menuju Emaus seperti pada bacaan Injil pada hari ini. Maka menurut Romo Endro, begitu Ia dikenal, kita perlu mengisi kehidupan dengan semangat baru melalui pengalaman kegagalan dan kepahitan.
“Banyak orang yang melarikan diri dengan melakukan hal-hal yang dapat mendistraksi dari pengalaman yang tidak mengenakan tersebut. Namun apakah hal tersebut dapat membuat kita terbebas dari pengalaman tidak mengenakan tersebut?,” Romo Endro pun mengingatjan bahwa Tuhan senantiasa menyertai perjalanan kehidupan kita. Melalui banyak orang dan peristiwa, Tuhan selalu hadir dan menyertai. Namun seringkali kita tidak menyadari, maka amat penting untuk kita merenungkan dan merefleksikan perjalanan kita ini.
Lebih lanjut, Pastor Paroki Santa Faustina Kowalska-Tajur Halang tersebut mengajak untuk merefleksikan mengenai perjalanan yang dihadapi. Perjalanan iman senantiasa dihiasi dengan pergumulan hidup, karena iman yang bertumbuh dalam kesukaran akan menjadi daya untuk menjadi kekuatan. Saat kita mengajak Yesus tinggal di dalam diri kita, maka perjumpaan dengan Yesus ini dapat mengubahkan. Setelah mengalami perjumpaan dengan Yesus, kita boleh mengalami pengalaman sukacita dan kekuatan. Ada komitmen yang menggerakkan.
Perjalanan menuju Emaus menunjukkan kepada kita bahwa Tuhan selalu hadir di tengah perjalanan hidup umat. Seringkali masalah dan persoalan membuat kita tidak menyadari kehadiran Tuhan. Namun dari bacaan pada hari ini, kita ditunjukkan bahwa Tuhan senantiasa hadir dan menguatkan.
Lalu apa konteks pertemuan kita pada hari ini?
Romo Endro menyebutkan bahwa pertemuan pada hari ini adalah buah syukur. Rasa syukur ini muncul karena pelaksanaan sinode di Keuskupan Bogor berjalan dengan lancar dan disertai oleh Roh Kudus. Selain itu, dalam proses sinode yang dilaksanakan di Keuskupan Bogor, seluruh umat dilibatkan dan diajak untuk berjalan bersama. Peran Roh Kudus bekerja dalam keterlibatan umat dalam melakukan sharing. Dalam proses tersebut umat menceritakan pergumulan dan kesulitannya. Ada pula masukan-masukan yang diungkapkan umat untuk kebaikan Gereja.
Vikep Kemasyarakatan Keuskupan Bogor ini pun mengajak umat Keuskupan Bogor untuk berani melaksanakan hasil sinode dalam cara hidup sebagai umat Katolik dan juga sebagai cara mewartakan Yesus yang telah bangkit dalam diri kita dan Roh Kudus adalah bagian penting karena menuntun dan membimbing kita semua untuk mendalami rumusan sinode dalam terang Roh Kudus untuk mendapatkan hasil yang lebih baik bagi kemajuan Gereja Universal dan Gereja Keuskupan.
Seremoni Pembukaan
Setelah Perayaan Ekaristi, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan seremoni pembukaan Rekoleksi Pra Sinode. Diawali dengan tarian pembukaan yaitu Tari Merak yang dipersembahkan oleh para anak-anak remaja dari Paroki Hati Kudus Yesus-Jonggol.
Bapak Mikael Agus Muhardi selaku Ketua Organizing Committee (OC) pelaksanaan Sinode Para Uskup tingkat Keuskupan di Keuskupan Bogor menyampaikan laporannya terkait pelaksanaan rekoleksi sinode. Ia mengatakan bahwa format rekoleksi dibentuk dari beberapa unsur yaitu peribadatan dan sintesis, kemudian ada pula unsur kebersamaan.
Umat Paroki BMV Katedral-Bogor tersebut pun menyampaikan beberapa tata tertib selama pelaksanaan rekoleksi sinode yang akan berlangsung selama tiga hari kedepan. Ia pun mengharapkan agar seluruh peserta dapat menjaga ketenangan dan keheningan selama masa rekoleksi. Serta menjaga protokol kesehatan secara tertib dan benar.
Ketua Umum pelaksanaan Sinode Para Uskup tingkat Keuskupan Bogor, RD Yohanes Suparta menyampaikan dalam sambutannya bahwa perjalanan pelaksanaan sinode ini dapat disyukuri. Ia pun menyampaikan rasa harunya akan fakta bahwa kita semua amat mencintai Gereja Katolik. Rasa cinta ini diwujudkan dalam keterlibatan seluruh umat, klerus dan lembaga hidup bhakti dalam rekoleksi sinode yang dilakukan selama ini. Hal ini pun menunjukkan bahwa perjumpaan dalam rekoleksi membuat kita bersukacita.
“Semoga kita dapat sepenuh hati menikmati seluruh proses yang terjadi dalam rekoleksi ini,” Ajak Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor tersebut.
Mgr Paskalis pun turut menyampaikan rasa terima kasihnya atas penyelenggaraan rekoleksi sinode. “Bentuk rekoleksi dipilih agar kita dapat memiliki waktu untuk mendengarkan kegelisahan ataupun permasalahan yang dimiliki oleh sesama kita. Gereja Keuskupan Bogor terdiri dari orang-orang yang mencintai Gereja. Diantara masalah-masalah yang dihadapi, kita menyadari bahwa kita memiliki teman seperjalanan dan itu yang meneguhkan kita,” ujar Mgr Paskalis.
Sebagai tanda dimulainya proses rekoleksi, Mgr Paskalis memukul gong tanda bahwa rekoleksi dimulai.
Komsos Keuskupan Bogor
Ada yg kurang lengkap temanya,
Kuramg kata ” Mendengarkan ”
Mendengarkan Roh Kudus..dst..