KEUSKUPANBOGOR.ORG- RD Yohanes Suparta selaku Ketua Umum dan Anton Sulis selaku Ketua Steering Committee (SC) Sinode Para Uskup Tingkat Keuskupan di Keuskupan Bogor bersama-sama membagikan Overview Pra Sinode Para Uskup yang diberi judul bersama Roh Kudus menghidupi semangat “Jalan Bersama” dalam Pembukaan Pra Sinode Para Uskup di Keuskupan Bogor di hari pertama pada hari Kamis (16/6/2022).
Diawali dengan doa, dilanjutkan dengan pemaparan oleh Bapak Anton Sulis mengenai proses rekoleksi sinode yang dilakukan selama tiga hari kedepan ini akan menggumuli apa yang disebut dengan keutamaan sinode dan dosa sinode yang nantinya akan berujung pertobatan sinodal menuju Gereja yang sinodal.

Ia pun menyampaikan bahwa konsep “Jalan Bersama” adalah Kontra Thesis dari paradigma jaman post modern saat ini. Selain itu, “Jalan Bersama” di tengah umat beriman saat ini telah terluka oleh dosa-dosa sinodal. Gereja ada di persimpangan, atau laten disorientasi, antara konsisten menghidupi dirinya sebagai persekutuan yang terbuka dan dekat dengan bimbingan Roh Kudus demi misi kesaksian akan kasih Tuhan, atau hanya memelihara dan membesarkan dirinya sebagai sebuah entitas kelembagaan dengan isi ajaran kasih sebagai komoditas utama.

Lebih lanjut, dijabarkan mengenai apa yang disampaikan oleh Bapa Paus bahwa hanya dengan sinodalitas, kita dapat melakukan hal yang benar bagi Gereja. Konteks “Jalan Bersama” yang dimaksud ditujukan kepada semua umat beriman yaitu klerus, lembaga hidup bhakti dan umat termasuk dan yang terutama mereka yang selama ini lemah, jauh dan diam. Disampaikan pula bahwa perlu adanya pertobatan sinodal.
Semua umat beriman yaitu klerus, lembaga hidup bhakti, dan awam termasuk dan terutama mereka yang selama ini “lemah”, “jauh”, dan “diam”. Disebutkan pula mengenai bagaimana cara menghidupi konteks “Jalan Bersama” yaitu dengan hal berikut:
Pertama, membangun keterlibatan seluruh umat, terutama yang lemah, jauh dan diam. Maka perlu adanya animasi perjumpaan umat di tingkat teritori gerejawi terkecil.
Kedua, menghidupkan kesadaran kolektif tentang sinodalitas. Kesadaran akan dosa-dosa sinodal harus ditemukan sendiri dalam pergumulan umat melalui berdoa dan sharing.
Ketiga, mendengarkan Roh Kudus. Seluruh dinamika proses diarahkan dengan mendengarkan Roh Kudus.
Memahami Perjalanan Proses Rekoleksi
Setiap kemajuan Pastoral atau capaian kebaikan perlu untuk dirayakan. Sebagai sebuah wujud syukur kebersamaan dan kasih Tuhan. Ini merupakan sebuah wujud merayakan perjumpaan.
Selain itu disampaikan pula bahwa kita sekalian perlu menempatkan diri sebagai satu kesatuan dalam persekutuan umat beriman di Keuskupan Bogor. Kesadaran sebagai bagian persekutuan (communio) terikat pada “misi” yang sama. Segala yang menjadi pergumulan bukan tentang diri pribadi, tetapi sebagai bagian dari persekutuan umat Allah dan sikap batin yang perlu dimiliki adalah terbuka dengan bimbingan Roh Kudus dan rendah hati.
Berjalan Bersama
RD Yohanes Suparta dalam pemaparannya mengenai mendengarkan Roh Kudus dalam “Berjalan Bersama” di Keuskupan Bogor, ada tiga bagian yang dipaparkan. Yaitu:
Pertama, “Berjalan Bersama” sebagai hakekat Gereja. Paus Fransiskus menjadikan “Sinodalitas Gereja” Sebagai grand design penggembalaan. “Berjalan Bersama” merupakan warisan luhur dari Para Rasul dan Jemaat Perdana, sekaligus satu-satunya cara untuk pembaharuan Gereja melalui pertobatan pastoral dan misionaria.
Kedua, Sinodalitas Gereja yang terluka. Dalam sejarah Gereja tampak bahwa tidak. Selalu mudah bagi Gereja untuk menghidupi hakekatnya sebagai “communio yang berjalan bersama” untuk mewujudkan kesetiaannya terhadap misi Injili.
Ketiga, Mendengarkan Roh Kudus dalam pertobatan bersama untuk Gereja yang sinodal. Mengenai hal ini, Vikaris Jenderal (Vikjen) Keuskupan Bogor ini menyatakan bahwa Roh Kudus adalah “aktor utama” dalam menggerakan pertobatan sinodal dan “penggerak utama” Gereja Sinodal. Roh Kudus memampukan kita untuk rendah hati saling menerima sebagai sesama. Roh Kudus juga memampukan kita untuk saling menerima warta gembira yang disampaikan oleh Tuhan dalam setiap perjumpaan kita dengan sesama.
Lebih lanjut, RD Yohanes Suparta menyampaikan tentang menghidupi semangat “berjalan bersama” sebagai hakekat Gereja yang merupakan “kekayaan dan warisan suci” Para Rasul dalam kesatuan Gereja Universal dan memperdalam semangat Sinode II Keuskupan 2019. Maka dengan mendengarkan Roh Kudus, dalam terang Sabda Allah dan menjadi teman perjalanan bagi yang lain, kita boleh berharap tumbuh hati yang berkobar-kobar untuk berjalan bersama mewujudkan Gereja yang sinodal demi kesetiaan kita menghadirkan warta Injili di Keuskupan Bogor.