Sabtu, 24 September 2022
Hari Biasa, Pekan XXV
Bacaan I : Pengkotbah 11:9-12:8
Mazmur : 90:3-6.12-14.17
Injil : Lukas 9:43b-45
Dalam injil hari ini ketika Tuhan memberitahukan para murid untuk kedua kalinya tentang penderitaan yang akan diterima-Nya. Dalam kejadian tersebut sebenarnya para murid tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh perkataan Sang Guru. Akan tetapi, dari para murid sendiri tidak ada satupun yang memiliki keberanian untuk bertanya kepada Yesus. Akan tetapi, sebenarnya mereka tahu bahwa apa yang dikatakan oleh Tuhan bukanlah sebatas perkataan belaka, tetapi ada arti yang sesungguhnya di dalalamnya. Hanya yang menggelitik, kenapa dari para murid tidak ada satupun yang berani bertanya kepada Yesus tentang arti ungkapan-Nya.
Kita sebagai manusia termasuk para rasul yang merupakan mahluk tidak sempurna, memang tidak akan dapat menembus kehidupan Allah, yang begitu sempurna. Terkadang banyak informasi yang kita dengar namun kita tidak memahami dari informasi tersebut dan hanya sembarang menerima saja seperti yang dialami oleh para rasul. Banyak faktor yang menyebabkan manusia tidak dapat memahami sebuah informasi yang ia dengar terjadi. Seperti karena gengsi untuk bertanya, tidak mau susah payah memahami, dan lain sebagainya. Sikap-sikap yang demikian membuktkan bahwa manusia sering kali berada dalam zona nyaman dan lebih suka mencari apa yang praktis untuk diterimanaya.
Kebiasaan yang demikian tentunya akan sangat berdampak buruk dalam keberlangsungan hidup manusia. Kenapa berdampak buruk? Jawabannya karena manusia merupakan mahluk satu-satunya yang memiliki kemampuan untuk berpikir rasional dan memiliki hati untuk ‘merasakan’. Apabila manusia tidak menggunakan kemampuan tersebut lalu apa bedanya manusia dengan ciptaan lainnya, yang hanya hidup mengikuti naluri saja. Manusia perlu menyadari hal tersebut agar manusia sendiri tidak mudah untuk masuk dalam kehidupan yang bukan kehidupannya. Iman sangat berperan dalam hal tersebut, maka dari itu mari kita semua yang merupakan anak-anak Alah selalu menyirami iman kita supaya selalu dapat memancarkan kesegaran dalam segala pengetahuan yang perlu kita lakukan didunia ini sebagai wujud cinta kita kepada-Nya.
Fr. Marcellinus Dhion Carmelli