Menjadi Terpelajar yang Bijaksana

Loading

Kamis 13 Oktober 2022

Bacaan Pertama: Efesus 1: 1-10
Mazmur Tanggapan: Mazmur 98:1,2-3ab,3cd-4.5-6;
Bacaan Injil: Lukas 11: 47-54

            Saudara-saudari terkasih, banyak orang pada zaman ini menempuh pendidikan tinggi bahkan mencapai gelar doktor atau professor. Mereka yang menempuh pendidikan tinggi termasuk dalam golongan orang-orang terpelajar. Namun dapat kita lihat bahwa fenomena yang terjadi adalah bahwa orang terpelajar bukan menjadi orang yang terpelajar, namun justru menjadi pribadi yang angkuh dan selalu merasa benar atas pendidikan yang didapatkan. Contohnya saja seperti banyak orang pada zaman ini yang selalu mengklaim bahwa perkataan atau tindakannya yang paling benar. Padahal apa yang dilakukan jelas salah.

            Saudara-saudari yang terkasih, orang-orang farisi yang dikisahkan pada injil hari ini menggambarkan sosok terpelajar dengan sifat angkuh dan selalu merasa benar. Atas dasar pengetahuan, mereka membuat peraturan tertentu. Akan tetapi, peraturan yang mereka buat tidak dilaksanakan dengan baik oleh mereka malah menekan masyarakat untuk menaati peraturan yang mereka buat. Alhasil, banyak orang yang tertindas atas sikap dan perbuatan orang-orang yang selalu merasa benar. Secara terus terang, Yesus memberikan kritik keras kepada orang-orang farisi yang melakukan tindakan demikian.

            Saudara-saudari terkasih, pertama-tama kita semua perlu menyadari pengetahuan yang kita miliki itu berasal dari mana? Semua pengetahuan yang kita dapatkan adalah buah dari otak kita yang berpikir. Karena berpikir, maka kita menjadi pandai, pintar, dan cemerlang. Semua yang kita dapatkan ini adalah pemberian dari Allah. Karena pemberian dari Allah, maka perlu menyadari bahwa hendaknya menaruh sikap rendah hati bukan menaruh sikap angkuh dan selalu merasa benar. Memang betul bahwa kepintaran, kepandaian ini adalah buah dari usaha kita untuk membangun dan mengembakannya. Namun apabila otak itu tidak diberikan, akankah kita berusaha untuk membangun dan mengembangkannya?

            Secara tidak langsung melalui injil hari ini, Yesus ingin mengajak kita untuk menjadi orang terpelajar yang menaruh sikap rendah hati. Sikap rendah hati ini dapat ditonjolkan dengan tidak bersikap selalu merasa benar atas tindakan dan perbuatan pribadi. Kemudian pengetahuan yang kita miliki dapat kita aplikasikan juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Contohnya seperti bagaimana kita dapat membagikan ilmu memasak makanan yang enak kepada orang lain yang ingin belajar masak. Contoh lainnya dapat mengajarkan teman disekolah atas pelajaran yang kurang dipahami, dan lain sebagainya. Maka dalam hal ini saya merefleksikan bahwa pengetahuan dari Tuhan menjadi suatu tantangan bagi kita. Tantangannya ialah membagikan pengetahuan yang kita miliki kepada orang lain agar tidak hanya saya saja yang kaya akan pengetahuan tetapi orang lain juga dapat menimba kekayaan pengetahuan. Konkretnya yang dapat kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari adalah dengan

            Saudara-saudari terkasih, sebagai kesimpulan permenungan kita pada hari ini marilah kita bertanya kembali kepada diri kita sendiri. Akankah saya sebagai orang yang terpelajar atau yang memiliki pengetahuan mau untuk membagikan kepada sesama? Apakah saya mau melihat orang lain juga kaya akan pengetahuan seperti saya ?

Fr. Stanislaus Kasih Patrick

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!