Menjadi Pelayan yang Memiliki Integritas

Loading

Rabu, 16 November 2022

Pekan Biasa ke XXXIII

Bacaan I          : Why 4:1-11;

Mazmur           : Mzm 150:1-2, 3-4, 5-6;

Bacaan Injil     : Luk 19: 11-28

Injil hari ini mengisahkan perumpamaan tentang uang mina. Bagaimana Allah menegakkan kerajaan-Nya di bumi? Orang-orang Yahudi pada zaman Yesus memiliki “rasa” yang tinggi bahwa Mesias akan segera datang untuk mengantar kerajaan keadilan, kasih, dan kedamaian Allah di atas bumi. Faktanya, Yesus berbicara dalam istilah mesianis tentang kerajaan Allah yang akan datang. Yesus berbicara tentang kerinduan mereka akan kerajaan baru dalam perumpamaan tentang seorang bangsawan yang pergi untuk menerima sebuah kerajaan. Perumpamaan itu mengungkapkan sesuatu yang penting tentang bagaimana Allah menjalankan maksud dan rencana-Nya dengan umat-Nya.

Perumpamaan itu pertama-tama berbicara tentang kepercayaan raja terhadap rakyatnya. Sementara dia pergi, dia meninggalkan mereka dengan uangnya untuk digunakan sesuai dgn apa mereka pikir terbaik. Meskipun tidak ada ikatan, ini jelas merupakan ujian atau test untuk melihat apakah para pekerja dari tuan itu akan rajin dan dapat diandalkan dalam penggunaan uang yang dipercayakan kepada mereka. Sang tuan menghargai orang-orang yang rajin dan setia dan dia menghukum orang-orang yang duduk diam malas dan yang tidak melakukan apa pun dengan uangnya.

Inti dari perumpamaan itu terletak pada tanggung jawab menjadi seorang pelayan. Setiap pelayan yang dipercayakan dengan uang tuannya untuk setia sampai titik tertentu. Pelayan yang mengubur uang tuannya di tanah tidak bertanggung jawab. Seseorang dapat mengubur benih di tanah dan berharap mereka menjadi produktif karena mereka mematuhi hukum alam. uang, bagaimanapun, tidak mematuhi hukum alam. Mereka mematuhi hukum ekonomi dan menjadi produktif dalam sirkulasi. Sang majikan berharap para pelayannya menjadi produktif dalam menggunakan uangnya. Tuhan Yesus menawarkan kepada kita kerajaan keadilan, cinta, dan kedamaian dan Dia memanggil kita untuk hidup sebagai warga negara kerajaan ini di mana Dia memerintah sebagai Guru dan Tuhan. Melalui kematian-Nya yang menebus dosa di kayu salib dan melalui kemenangan kebangkitan-Nya, Yesus membebaskan kita dari kerajaan kegelapan tempat dosa dan setan berkuasa. Melalui kuasa Roh Kudus, Tuhan memberi kita kebebasan untuk hidup sebagai hamba-Nya dan menyerahkan hidup kita dalam pelayanan yang penuh kasih kepada sesama kita (Galatia 5: 1,13)

Fr. Gregorius Laurenzy Manek

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!