Santo Yohanes dari Salib: Model Penyangkalan Diri

Loading

Rabu, 14 Desember 2022

Pw. St. Yohanes dari Salib, Imam dan Pujangga Gereja

Bacaan I          : Yes 45:6b-8, 18, 21b-25;

Mazmur           : Mzm. 85: 9ab-10, 11-12, 13-14;

Bacaan Injil     : Luk 7:19-23.

Santo Yohanes dari Salib yang kita peringati pestanya hari ini meninggalkan warisan berharga bagi kita semua. Ia telah mengadakan pembaruan hidup rohani dengan menekankan bahwa orang hanya dapat mencapai kesempurnaan hidupnya bila ia menyangkal diri dan mengosongkan diri dari segala yang bukan Tuhan. Bagi Santo Yohanes dari Salib, “Salib menuntun kepada kebangkitan dan penyangkalan diri”.

Melaksanakan perintah Allah bukan hanya dengan kata-kata, tetapi melalui pengorbanan, dengan sikap hati dan tindakan nyata dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan kata lain, kita bukan hanya berbicara tentang kasih, tetapi kita harus hidup atau menghidupi kasih itu sendiri. Tuhan menuntut kita: berani membayar harga atau berani berkorban sehingga akhirnya kita benar-benar mengerti betapa penting dan perlunya: kerja keras, suatu tantangan berat, juga kualitas usaha dan perjuangan yang nyata dalam hidup kita sehari-hari.

Menyangkal diri merupakan suatu sikap dari ketetapan hati yang mengasihi Allah. Sikap yang berani berkata tidak terhadap dosa dan segala kehendak atau kesenangan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Proses penyangkalan diri selalu melibatkan Allah dan diri kita secara utuh, dan berkat Roh Kudus yang ada dalam hati kitalah, yang membimbing pada kebenaran akan Sabda Tuhan yang terus menerus kita hidupi. Tuhan memberkati niat-niat baik kita

Fr. Gregorius Laurenzy Manek

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

error: Content is protected !!
Enable Notifications OK No thanks