Sabtu, 11 Maret 2023
Bacaan I : Mikha 7: 14-15, 18-20
Mazmur Tanggapan : Mazmur 103: 1-2, 2-3, 9-10, 11-12
Bacaan Injil : Lukas 15: 1-3. 11-32
“Ia telah hilang dan didapat Kembali”
(Luk 15:32)
Saudara-saudari terkasih, tidak terasa masa prapaskah akan memasuki pekan ketiga. Selama dua pekan yang telah kita lalui, apakah kita telah menemukan bentuk pertobatan kita? Kita bersama-sama mengetahui dan memahami masa prapaskah sebagai masa pertobatan. Tidak berhenti di situ saja, kita bersama-sama mengetahui dan memahami tentang puasa dan pantang. Namun, sebagai seorang yang mengikuti Kristus kita diajak untuk memiliki satu bentuk pertobatan khusus dalam menyambut masa prapaskah ini. Lalu, apakah kita telah menemukan bentuk pertobatan yang akan kita lakukan selama masa prapaskah ini?
Bacaan Injil hari ini sangat menarik. Bacaan ini sungguh tidak asing bagi kita, bacaan yang seringkali kita dengarkan dan kita baca dalam kehidupan sehari-hari. Dalam bacaan Injil hari ini, kita dapat menggambarkan diri kita sebagai sang anak bungsu. Anak bungsu yang digambarkan sebagai ‘pendosa’ dapat menjadi gambaran diri kita. Kita menyadari tindak tanduk kita dalam kehidupan sehari-hari. Namun yang paling menarik adalah peristiwa dimana sang anak bungsu Kembali kepada bapanya. Momen atau peristiwa kembalinya itulah yang menjadi gambaran tentang apa yang disebut dengan pertobatan. Pertobatan yang digambarkan oleh si anak bungsu adalah gerak untuk Kembali kepada bapanya. Gerak Kembali tersebut dibarengin dengan semangat rekonsiliasi. Dengan dibarengin semangat rekonsiliasi, anak bungsu menyadari perbuatannya, mengakui kesalahnnya, menyesali perbuatannya dan hendak memperbaiki diri dan relasinya dengan bapanya.
Saudara-saudari terkasih, seringkali kita mengatakan bahwa kita butuh momen untuk memulai suatu gerak kembali kepada Bapa. Saat ini kita berada dalam masa prapaskah, masa dimana kita diajak untuk menyadari, mengakui, menyesali perbuatan kita dan berjanji untuk tidak berbuat dosa lagi. Masa prapaskah telah berjalan dua pekan, mungkin selama dua pekan ini kita kurang maksimal dalam mempersiapkan diri kita untuk menyambut Paskah. Maka, marilah kita menjadikan momen dari ini sebagai titik balik pertobatan kita. Momen dimana kita menyadari, mengakui dan menyesali perbuatan dosa yang selama ini kita lakukan dan berjanji untuk tidak berbuat dosa lagi. Momen dimana kita memulai gerak untuk kembali kepada Bapa. Momen dimana kita menemukan suatu penghayatan khusus di luar puasa dan pantang sebagai ikhtiar devosional kita dalam mempersiapkan Paskah.
Fr. Vincent Pratama D