Hari Biasa, Pekan Biasa XXIII
PW S.P Maria Berdukacita
Bacaan I : Ibr 5:7-9
Mazmur : Mzm 31:2-3a.3b-4.5-6.15-16.20
Injil : Yoh 19:25-27
Gereja pada hari ini memperingati St. Perawan Maria Berdukacita, usai hari memperingati Pesta Salib Suci. Hal ini kerapkali dikenal dengan peringatan “Mater Dolorosa”. St. Maria memiliki peran dalam Gereja yang dikenal dengan cukup besar. Perannya berkaitan dengan Yesus sendiri. Kita mengerahui bahwa seorang Ibu memiliki ikatan batin yang sangat kuat dengan anak-anaknya. Hal ini kerapkali menjadi hubungan yang memiliki pengalaman satu rasa dalam dua raga (tubuh). Peringatan St. Maria Berduka ini menjelaskan bahwa adanya kedukaan yang di alami oleh Bunda Maria dalam kehidupannya. Hal ini diwujudkan dalam devosi “tujuh dukacita St. Perawan Maria.” Devosi ini berisikan tentang kesedihan Maria, mulai dari Nubuat Simeon hingga pada Jenazah Yesus ditempatkan di dalam makam.
Saudara-saudari terkasih, dalam kehidupan tentu kita kerap mengalami rasa sedih. Apakah kita dapat menerima segala rasa dalam hidup kita? Atau kita hanya ingin merima kehidupan yang menurut kita “nyaman” atau gembira saja? Peringatan ini mengajarkan kita bahwa bagaimana kehidupan yang kita alami tentu harus berserah kepada Tuhan. Dalam Bacaan Injil Yesus bersabda, “ Ibu, Inilah, Anakmu!” kemudian kepada para murid-Nya, “Inilah ibumu!” Hal ini terlihat bahwa adanya satu ikatan batin dalam dua tubuh. Apa yang dirasakan Maria, akan dirasakan juga pada orang lain. Peringatan St. Perawan Maria Berdukacita mengajarkan kita untuk membuka hati terhadap rencana Allah. Dalam Kehidupan, kita akan merasakan kesulitan, penderitaan, dukacita, serta kecemasan. Hal ini hendaknya kita lakukan atau kita terima dengan lapang dada. Hal ini kita dapat belajar dengan Maria yang mampu menerima Duka yang besar dalam kehidupannya. Semoga kita dapat belajar dan berdevosi kepada Bunda Maria dalam mencari jalan keluar dari kesedihan kita. Tuhan memberkati!
Fr. Egia Andika Surbakti