Audiensi Kirab Misi Anak dan Remaja Paroki Hati Kudus Yesus, Jonggol 

Loading

KEUSKUPANBOGOR.ORG- Paroki Hati Kudus Yesus, Jonggol menjadi paroki persinggahan pertama perjalanan Kirab Misi di wilayah Dekanat Timur Keuskupan Bogor.  

Hari Sabtu (3/8/2024) siang, Patung Bunda Maria dan Salib Misi tiba di Paroki tersebut diantarkan oleh para Pastor dan umat dari Paroki Bunda Maria Ratu, Sukatani.  

Bersukacita Bersama

“Acara ini adalah ungkapan syukur bagi kita semua. Lewat Bunda Maria dan Salib, kita dapat terus meneguhkan iman kita,” ucap RD Dominikus Savio Tukiyo selaku Pastor Paroki Hati Kudus Yesus.

Ia pun turut berharap agar semua peserta yang hadir pada hari ini turut bersukacita dalam merayakan hari ulang tahun Keuskupan Bogor yang ke-75. 

Mgr Paskalis Bruno Syukur yang turut hadir pun menyapa anak-anak dan remaja. Ia pun berterima kasih kepada Pastor dan Umat Paroki Hati Kudus Yesus yang telah menanggapi dan mempersiapkan Kirab Misi yang menjadi bagian dari perayaan ulang tahun ke-75 Keuskupan Bogor. Ia pun berharap anak-anak dan remaja yang hadir dapat semakin beriman kepada Tuhan lewat perjumpaan ini. 

“Orang Katolik memiliki kebiasaan yang bagus yaitu mengawali doa dengan tanda salib. Tanda Salib menandakan bahwa kita mempercayai Tuhan senantiasa menyertai hidup kita,” tutur Monsinyur Paskalis. 

Audiensi Bersama Anak dan Remaja 

Mengawali audiensi bersama, Monsinyur Paskalis menyampaikan bahwa perayaan Kirab Misi adalah untuk merayakan ulang tahun Keuskupan Bogor yang ke 75 serta merayakan anugerah iman dan kepercayaan kita. Sekaligus, Gereja Keuskupan Bogor ingin memberikan tempat bagi anak-anak dan remaja untuk diundang hadir dan merasakan bahwa keberadaan mereka sangat berharga di dalam keluarga maupun Gereja. 

Seorang remaja bernama Figo, bertanya kepada Monsinyur Paskalis tentang mengapa Monsinyur ingin menjadi seorang Pastor. Monsinyur Paskalis menjawab bahwa dirinya terinspirasi dari seorang Pastor yang melayani di tanah kelahirannya. Sosok Pastor tersebut merupakan figur yang sangat baik, maka Ia pun ingin menjadi sosok Pastor seperti itu. 

Kemudian seorang anak bernama Gihon pun bertanya kepada Monsinyur Paskalis tentang darimana Monsinyur mendapatkan topi dan apa namanya. Monsinyur Paskalis pun menjawab bahwa topi yang Ia kenakan bernama Solideo dan Ia dapatkan dari seorang Bapak yang amat baik yang diberikan pada saat di Roma. Monsinyur Paskalis pun turut mendoakan agar Gihon dapat menjadi Uskup pada saat dewasa nanti.

Pertanyaan terakhir dari seorang anak bernama Ocha. Ia menanyakan apa yang menjadi pengalaman menyenangkan maupun hal yang tidak menyenangkan setelah menjadi Uskup. Monsinyur Paskalis pun menanggapi bahwa dirinya senang saat dirinya bertemu dengan anak-anak yang bahagia dan bersukacita. Sedangkan pengalaman tidak menyenangkan adalah ketika dirinya tahu bahwa ada anak-anak mendapat kekerasan di dalam keluarga. 

Sharing Panggilan  

Usai audiensi, ditampilkan beberapa penampilan dari sekami anak maupun remaja berupa tari-tarian dan nyanyian.

Kemudian dilanjutkan dengan sesi sharing panggilan yang disampaikan oleh Sr Maria Marthina, KFS. Ia bercerita bahwa awalnya Ia merasa takut saat mendaftar ke biara dan takut apakah dirinya mampu menjalani panggilan sebagai seorang suster. 

Setelah menjalani, ternyata Suster Marthina merasa bersukacita dan ketakutan-ketakutan tersebut tidak jadi. Saat ini, Ia menjadi Suster junior di KFS. 

“Menjadi suster itu menyenangkan, karena mendapatkan banyak teman serta dapat melayani sebagai seorang pendidik dan perawat,” tutur Suster yang kini bertugas di Panti Jompo Jonggol milik Kongregasi KFS. 

Ia pun menambahkan bahwa dirinya banyak kekurangan, namun Tuhan telah memilihnya sebagai seseorang yang menjalani panggilan sebagai seorang suster. 

Sabda Tuhan 

Audiensi Kirab Misi pada hari ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang dirayakan secara konselebrasi dipimpin oleh Mgr Paskalis Bruno Syukur didampingi RD Dominikus Savio Tukiyo, RD Marselinus Wisnu Wardhana, RD Paulus Pera Arif Sugandi dan RD Yosef Irianto Segu. 

Dalam homili, Monsinyur Paskalis menceritakan kembali pengalamannya saat audiensi bersama anak dan remaja pada siang hari tadi. Ia pun menyampaikan bahwa tanggung jawab orangtua adalah menyediakan kesejahteraan anak-anaknya dengan memberikan makanan dan minuman yang cukup bagi mereka. 

Makan dan minum menjadi bagian penting dalam hidup manusia. Dalam tradisi Gereja Katolik, ada yang namanya perjamuan Ekaristi, yaitu saat kita bersama-sama bersyukur kepada Tuhan karena Dia telah memberikan diri-Nya pada manusia. 

“Melalu sabda-Nya, Dia memberikan kita makanan yang kita serap sebagai bagian dari kita. Makanan rohani yang dimaksudkan adalah sabda-Nya membuat kita bertumbuh dalam iman. Maka bagi kita orang Katolik, kita bukan menerima hosti dan anggur, tetapi benar-benar menerima tubuh dan darah Kristus seperti yang kita imani,” tutur Uskup Keuskupan Bogor tersebut. 

One thought on “Audiensi Kirab Misi Anak dan Remaja Paroki Hati Kudus Yesus, Jonggol 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Enable Notifications OK No thanks