PWK Santa Monika Rayakan Peringatan Santa Pelindung

Loading

Perkumpulan Warakawuri Katolik (PWK) Santa Monika Keuskupan Bogor pada hari ini (27/8/2024) merayakan pesta nama yang bertepatan dengan Peringatan Wajib Santa Monika. Perayaan yang dilaksanakan di Paroki Santo Thomas, Kelapa Dua, Depok ini dihadiri oleh para warakawuri dari berbagai paroki di Keuskupan Bogor. Perayaan yang mengambil tema “Spiritualitas Santa Monika Membangkitkan Semangat Hidup dan Karya Pelayanan Warakawuri Katolik Sekeuskupan Bogor” ini diawali dengan Misa yang dirayakan secara konselebrasi dipimpin oleh RD Yohanes Suparta. 

Dalam homili yang disampaikan, Romo Suparta mengatakan Santa Monika adalah suatu perwujudan seseorang yang menggantungkan hidupnya pada Tuhan. Dengan ketekunannya Santa Monika percaya kepada Tuhan untuk membimbing Santo Agustinus, anaknya. 

Ketekunannya berbuah karena Santo Agustinus bertobat dan menjadi orang hebat. Para ibu yang ada di dalam Komunitas PWK Santa Monika ini adalah orang-orang yang dipuji dan terberkati. 

“Anda adalah para istri yang membuat suami Anda terberkati di Surga. Anda juga adalah istri yang memiliki harta yang indah. Maka, suami Anda sekalian pasti mendoakan Anda dari Surga,” tutur Vikaris Jenderal Keuskupan Bogor tersebut. 

Lebih lanjut, Ia menyampaikan bahwa para anggota Santa Monika ini, adalah orang-orang yang selalu memperhatikan perhatiannya kepada Tuhan. Ia pun berharap dengan semangat Santa Monika, semoga belas kasih senantiasa menyertai kehidupan serta semoga senantiasa mempercayakan diri kepada Tuhan.

Doa, Pelayanan, dan Komunitas 

Sebelum berkat penutup, Ibu Lisli Mugihardjo selaku Ketua Panitia sekaligus Ketua PWK Santa Monika Paroki Santo Thomas menyampaikan rasa terima kasihnya kepada pihak-pihak yang terlibat dalam perayaan hari ini. Ia pun turut berterima kasih kepada para Romo yang terus mendukung komunitas ini. 

Kemudian, RD Paulus Pera Arif Sugandi menyampaikan pula rasa terima kasihnya kepada seluruh elemen yang terlibat. Ia pun turut berpesan kepada para warakawuri yang hadir bahwa kesendirian bukan situasi yang membuat sedih, namun dapat diisi dengan doa, pelayanan dan berdinamika dalam komunitas. 

Usai Misa, kegiatan dilanjutkan dengan anjangsana serta unjuk penampilan dari para peserta yang hadir. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Enable Notifications OK No thanks